Rabu, 17 Maret 2010

ALAT MUSIK BARU


BAMBOO STRING 
MENCARI IDENTITAS DIRI

Pagi itu udara cerah dan cukup panas, hingga tak kusadari keringat mengalir di keningku. Sementara bayu semilir mengitari dedaunan, menyelinap di sekitar pepohonan bambu di antara ketenangan, keruhnya air kolam. Suasana memang hening sunyi, seolah bagai suasana pedesaan jauh hiruk pikuk keramaian kota. Lirih terdengar mengalun membuyarkan keheningan suasana, berirama merdu lagu Ilir-ilir, bak seorang ibu meninabobokan anaknya. Semakin jelas suara musik itu, kupalingkan mencari asal suara itu. Seorang pria memainkan alat musik gesek, bak biola, bagai rebab, tapi bukan keduanya. Gesekan demi gesekan membuat suasana hening dalam ketenangan, kenyamanan seakan menggugah hati tuk mengerti akan arti hidup yang sebenarnya.
Joko, nama pria itu, sosok yang rendah hati, penuh percaya diri diantara kesederhanaan hidupnya. Ia dikenal dengan panggilan Joker oleh teman-teman sanggar di mana ia mengabdikan diri, berkarya, dan berkreasi. Memberikan ilmunya kepada anak-anak didiknya melalui musik, dalam sebuah wadah yang dikenal dengan ”Sanggar Gedek” , tepatnya di Jalan Durian, Depok Jaya, Pancoran Mas Kodya Depok.
          Sejak kecil Joker memang telah bercita-cita menjadi seorang pemusik, namun kedua orang tuanya berkehendak lain. Keinginan yang begitu keras, walau tidak mendapat izin tersebut, membuatnya sering kabur dari sekolah. Pada akhirnya ia memutuskan keluar dari sekolah dan hanya mau bermain musik, dan satu-satunya gitar menjadi teman sekaligus pelampiasan hati maupun ide serta mengisi kehidupannya sehari-hari. Dia berusaha membuktikan diri melalui petikan-petikan nada dan irama gitarnya,  kehidupannya semakin hari semakin enjoy, ia betul-betul menikmati dan mendapatkan kepuasan bathin yang selama ini ia idam-idamkan.
          Ketekunan dan tekad Joker, kiranya telah melahirkan ide-ide cemerlang  dalam kehidupan budaya masyarakat melalui alat musik hasil kreasi dan ciptaannya.  Alat musik yang sederhana terbuat dari bahan bambu, namun memberikan nilai artistik, memberikan warna  tersendiri yang berbeda dari apa yang selama ini banyak kita jumpai dalam blantika musik tradisional maupun musik modern.  Kemudian alat musik itu diberinya nama ”Bamboo string”  karena terbuat dari bahan bambu Wulung (hitam), dengan tiga  senar string guitar.
          Sejak tahun 1996, Joker menbuat alat tersebut dan telah beberapa kali mengalami perubahan untuk menemukan bentuk dan suara yang ideal. Kini alat tersebut membuat dirinya semakin percaya diri sekaligus kebanggaan, dan Joker satu-satunya orang yang dapat memainkan alat tersebut secara baik.
Bamboo string, dari bentuknya merupakan alat musik yang sangat sederhana. Bebentuk memanjang tak lebih dari 75 cm, satu ruas bambu dihilangkan kulitnya, sehingga memiliki kedudukan yang lebih rendah dari ruas bawah dan atas, dipergunakan sebagai tabung gema suara dari ketiga senar yang ada di atas permukaan bambu tersebut. Di bagian bawah diberi lubang berbentuk ukiran simetris yang telah direnungkan sebelumnya untuk menghasilkan suara yang diinginkan.  Senar dimasukkan melalui ruas bambu, dan di bagian bawah dipasang sebilah bambu dengan guratan tipis guna menempatkan garis senar agar tak bergeser saat dimainkan dengan gesekan, dan dapat mengelurkan suara yang diinginkan. Bagian atas tak lebih dari 20 cm diberi tiga buah lubang untuk menempatkan bilah-bilah bambu yang dibentuknya sedemikianrupa, berfungsi sebagai pengait dan penggulung senar, sehingga mudah untuk menyetem nada-nada yang diinginkan.
Alat gesek yang dipergunakan Joker tak jauh beda degan alat gesek pada biola atau rebab, terbuat dari bambu yang kedua ujungnya dihubungkan dengan deretan senar-senar halus dengan kelenturan yang telah diperhitungkan oleh sebelumnya. Sehingga gesekan-gesekan senar dengan naluri dan kepekaan tertentu dapat menimbulkan getar suara yang bergema dari tabung bambu dan keluar melalui lubang yang berada di bagian bawah. Sementara tangan kiri dengan jari jemarinya lincah menekan senar kesana-kemari bagai seorang gitaris. Joker memang mahir bermain gitar, namun dibalik semua itu, ia seorang pria yang kreatif, tekun, sabar dan memiliki kepekaan tersendiri diantara perkembangan budaya yang kini semakin maju dan berteknologi tinggi.  Kesederhanaan seorang Joker memberikan nuansa dan warna berbeda, terlihat dari hasil karyanya Bambbo string. Merupakan perpaduan yang diambil dari kekayaan alam negeri ini. Dan alat gesek yang terbuat dari bambu tersebut kiranya dapat ditempatkan di antara alat gesek Biola dan Rebab.
Sanggar Gedek, sebagai wadah bermain, berkarya, berkreasi dan berprestasi layak memberikan peluang seluas-luasnya kepada pria seperti Joko. Baik sebagai guru musik (gitar) maupun sebagai seniman yang telah menyumbangkan ide-ide dalam bentuk kreatifitasnya melalui Bamboo string sebagai ciptaannya. Dan bagi Joko memang wajar apabila hasil karya tersebut dapat diakui sebagai salah satu alat musik terbaru di Indonesia, bahkan mungkin merupakan alat musik terbaru di dunia. Karena alat tersebut memiliki nada-nada dasar yang cukup unik, namun dengan kepekaan tersendiri dapat menimbulkan suara dengan nada dan irama yang merdu, yang dapat menggugah hati dan perasaan seseorang untuk menikmati dan menghayatinya.
Bagi Joker, harapan dan cita-citanya sejak kecil kini telah terwujud, setidaknya kepuasan bathin sebagai seorang seniman, yang telah memberikan kebanggaan tersendiri, yang tak dapat dinilai oleh materi sebesar apapun. Pengakuan alat musik seperti Bamboo string kepada publik, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh orang lain dalam mendukung perkembangan blantika musik Indonesia. Di sini perlu dukungan para pihak terkait untuk memberikan jalan kepada Joker untuk memberikan jalan, membukakan sebuah pintu menuju sebuah bentuk ”Pengakuan”  dalam bentuk hak cipta (hak paten).  Melalui Sanggar Gedek (wadah komunitas seni dan budaya Depok) tempat sehari-hari ia mengabdikan diri dan berkreasi,  kiranya akan lebih mudah mewujudkan cita-cita tersebut. Bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Depok, tentunya dapat memberikan seberkas harapan akan Bmboo string untuk dipergunakan sebagai ciri atau khas wilayah Depok.
Bamboo string memang identik dan tak dapat dilepaskan dengan kehidupan seorang pria seperti Joker sebagai penciptanya, begitu pun telah lekat dengan eksistensi Sanggar Gedek. Ada Bamboo string ada Sanggar Gedek, ada Sanggar Gedek tentu juga ada Bamboo String, dan semua itu tak lepas dengan adanya Joker. Semua saling berkaitan, dan saling menggantungkan, setidaknya sampai saat ini.  Diharapkan,  ia mendapatkan wadah dan orang-orang yang dapat menghargai eksistensinya sebagai seniman tulen dibalik kesederhanaan dan idealisnya yang terkonsep.
Dunia seni memang penuh keanehan, dan kejutan-kejutan, bahkan mengagumkan hingga digemari banyak orang. Namun memang diperlukan perjuangan yang tidak mudah, berbagai rintangan bahkan tak sedikit cemoohan menghampiri hal-hal yang dianggapnya penuh keanehan tersebut. Ketekunan, kesabaran dan keiklasan yang disertai daya imaginasi tinggi sangat diperlukan oleh seorang seniman. Dimana ia telah dibekali pikiran, perasaan dan kemaunan dalam menerima kritikan, mengolah ide, yang selanjutnya mewujudkan ide-ide tersebut dalam sebuah karya seni yang dapat diterima dalam lingkungan seni itu berada, dan tersebar dalam kehidupan budaya suatu bangsa.
Indonesia memang dikenal akan keanekaragaman budaya dari berbagai tempat dan wilayah maupun suku. Begitu kaya akan budaya yang merupakan peninggalan nenek moyang kita, dan berkembang menyesuaikan zamannya dalam bentuk aneka seni. Baik senirupa, seni tari, seni musik dan lain sebagainya, baik dalam adat istiadat maupun dalam kemasan modern yang banyak kita jumpai pada kehidupan saat ini.  Bahkan masih banyak yang belum terungkap dan dikenal oleh publik, masih terpendam dalam kesendirian diantara kehidupan adat istiadat yang mengungkungnya. Mungkin juga berdiam diri dalam proses ide yang akhirnya lenyap tertelan masa dan kebisingan hingar bingarnya demokrasi yang kini semakin menghantui kehidupan masyarakat Indonesia dengan segala bentuk kehadirannya. (toto, maret,10)                     

3 komentar:

  1. bos sayang foto basek ( alat musiknya tdk disertakan )oh ya salam kenal ...

    BalasHapus
  2. namanya bukan bamboo string, tapi basek. pemiliknya bernama Joko Yo Ngono alias Ojo Koyo Ngono..

    BalasHapus
  3. salut atas prestasi mu sohib maju trus patang mundur raih impian mu sebagai BASEK nya Depok

    BalasHapus