Minggu, 07 Maret 2010

CAGAR BIOSFER




PENTINGNYA PERLINDUNGAN POTENSI
TAMAN NASIONAL KOMODO SEBAGAI CAGAR BIOSFE

P E N D A H U L U A N


  1. Latar belakang

Indonesia memang dikenal akan kekayaan dan keindahan alamnya, dan tersebar di berbagai pulau dari barat hingga timur.  Potensi alam tersebut banyak terdapat di kawasan Taman Nasional, dimana kini telah terdapat sebanyak 50 Taman Nasional di Indonesia dengan berbagai luasan dan potensi-potensi khasnya.
Di Indonesia Bagian Timur sendiri terdapat sekitar Sembilan Taman Nasional (TN), yaitu TN. Komodo, TN. Manuoeu Tanah Daru, TN. Laiwangi Wanggameti, TN. Kelimutu, TN. Manusela, TN. Aketajawe Lolobata, TN. Teluk Cendrawasih, TN. Lorentz dan TN. Wasur. Dari Sembilan TN tersebut diantaranya telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer maupun World Heritage Sites , dan Taman Nasional Komodo merupakan kawasan sebagai Cagar Biosfer dan World Heritage Sites sebagai “Warisan Alam Dunia”  yang memiliki potensi alam khas untuk dilindungi.
Taman Nasional Komodo (TNK) ditetapkan pada tanggal 6 Maret 1980 dan menjadi Cagar Biosfer pada tahun 1986, sedangkan sebagai Warisan Alam Dunia pada tahun 1991 oleh UNESCO. Yaitu sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli yang dikelola dengan system zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi, sedangkan sebagai kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan cirri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Sesuai dengan namanya, TN. Komodo memiliki satwa endemik purba dan langka, yang hanya terdapat di kawasan tersebut yaitu Biawak Komodo (Varanus komodoensis Ouwens)  yang telah dikenal oleh dunia karena merupakan peninggalan satwa purba, dan oleh CITES ditetapkan sebagai appendix I, yang perlu dijaga dan dilindungi keberadaan serta kelestariannya. 
Selain itu TNK memiliki terumbu karang yang termasuk terindah di dunia, dimana hidup berbagai jenis, bentuk dan warna karang, ikan, sponge serta biota laut lainnya. Merupakan kekayaan perairan yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun wisatawan manca Negara. Padang Savana diantara bukit-bukit yang relative kering sebagai asset alam yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan. Sebagai warisan yang dapat diberikan kepada generasi mendatang untuk dikelola dan dimanfaatkan secara berkesinambungan.
Potensi-potensi alam seperti  di TNK merupakan anugrah Tuhan YME atas negeri ini, yang sudah sepatutnya kita sebagai Bangsa Indonesia menjadikan hal tersebut sebagai kebanggaan tersendiri. Dan tanggung jawab akan kelestariannya bukan hanya kepada pemerintah, namun kepada semua pihak terkait perlu mencari jalan secara bersama dan seiring baik pengelolaan maupun pemanfaatan aspek ekologi, sosial dan ekonomi dalam pemberdayaan masyarakat, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitarnya tanpa mengubah keaslian serta tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya.
 Taman Nasional Komodo aset tak ternilai Nusa Tenggara Timur yang dapat mengangkat nama baik daerah dan kehidupan masyarakat di sekitarnya perlu diteliti lebih jauh segala potensi yang ada dan yang mungkin masih tersimpan di dalamnya. Guna kepentingan yang akan datang sebagai kawasan yang unik dengan segala kekhasan yang dimiliki. Selanjutnya TNK tersebut dapat berkembang sesuai harapan serta dapat memberikan yang terbaik bagi kehidupan generasi yang akan datang.

  1. Maksud dan tujuan.

Maksud penulisan dari pentingnya perlindungan potensi di Taman Nasional Komodo adalah sebagai bahan informasi, bahwa perlindungan serta kelestarian akan potensi-potensi yang ada dalam Kawasan Taman cNasional Komodo merupakan program prioritas departemen kehutanan melalui bidang konservasi. Dimana dalam program tersebut pemerintah telah melakukan upaya-upaya guna melestarikan kawasan TNK sebagai kawasan Biosfer serta Warisan Alam Dunia untuk perkembangan penelitian,  ilmu pengetahuan, pendidikan hingga kepentingan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat di sekitarnya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui pengelolaan sistem zonasi.
Adapun tujuan penulisan ini antara lain adalah :
-         Bahwa dalam program konservasi melalui perlindungan dan pemanfaatan kawasan perlu melibatkan masyarakat di sekitar daerah penyangga.
-         Di dalam zona pemanfaatan taman nasional seperti TNK daapat dibangun sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan dengan mengikut sertakan masyarakat di sekitarnya guna memberikan kesempatan lapangan kerja dan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan.
-         Sebagai kawasan Biosfer serta Warisan Alam Dunia, Taman Nasional Komodo perlu dipertahankan keasliannya dengan meningkatkan sadar konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya di kalangan masyarakat melalui pendidikan dan penyuluhan.
-         Dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam program konservasi melalui berbagai kegiatan yang dapat berdaya guna dan berhasil guna.
-         Memperkuat dan memperluas jaringan kerja dalam mengembangkan zona pemanfaatan dalam pemberdayaan masyarakat daerah penyangga untuk mempertahankan kelestarain kawasan di sekitarnya.
   
  1. Ruang Lingkup.

Pengelolaan kawasan taman nasional seperti TNK tentunya tidak terlepas dengan program prioritas yang berkaitan dengan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dan dalam pemanfaatan zona yang telah ditentukan peruntukannya perlu melibatkan masyarakat di sekitar daerah penyangga.
Pengelolaan taman nasional dalam zona pemanfaatan dilaksanakan oleh pemerintah yang dapat memberikan hak pengusahaan pada zona tersebut untuk pembangunan pariwisata dengan tidak mengubah keaslian ekosistemnya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. Di sisi lain memberikan peran aktif kepada masyarakat dalam mempertahankan kawasan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya melalui berbagai kegiatan yang dapat memberikan kesejahteraan hidupnya.
Perkembangan pariwisata selama ini merupakan upaya pemerintah dalam menarik wisatawan untuk memperkenalkan TNK adalah sebagai salah satu warisan alam dunia yang banyak memiliki potensi khas dan unik yang dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Serta sebagai kawasan biosfer yang perlu mendapat perhatian khusus oleh berbagai pihak guna tetap mempertahankan keaslian dan kelestariannya hingga berkelanjutan pada generasi selanjutnya.

PENGUMPULAN DATA

                   
          Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mempergunakan teknik pengkajian dokumen, yaitu sebagai salah satu teknik untuk pengumpulan data yang membutuhkan data tentang latar belakang atau keadaan suatu perihal yang ada kaitannya dengan kondisi saat ini. Dokumen yang dimaksud adalah data yang telah tersedia sebelumnya yang terdapat pada suatu lembaga baik formal maupun non formal, dan atau informasi lain yang dapat dipergunakan sebagai data. Dan kaitannya dengan Taman Nasional Komodo adalah dokumen yang dapat berupa buku, leaflet, booklet, dan bahan informasi lainnya dari Direktur Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Taman Nasional, serta data-data lain yang dapat mendukung tersusunnya karya tulis ini.
          Teknik observasi atau pengamatan, bertujuan untuk menggali data dan sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar (foto/film). Sedangkan untuk melengkapi data, penulis melakukan wawancara untuk menggali sumber data secara maksimal. Dan dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan pejabat dan atau petugas yang menangani bidang konservasi, perlindungan dan pelestarian alam, serta pengelola data tentan taman nasional di Indonesia.

POTENSI TAMAN NASIONAL KOMODO

1.     Keadaan umum

Secara administratif Taman Nasional Komodo termasuk dalam wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur,  dan secara geografis  Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Flores (NTT) dan Pulau Sumbawa (NTB).
Luas keseluruhan Taman Nasional Komodo sekitar 173.000 ha yang terdiri dari 40.228 ha daratan dan 132.572 ha lautan, sedangkan pulau terbesar yang ada adalah Pulau Komodo 33.937 ha, Pulau Rinca 14.627 ha dan Pulau Padar 2017 ha.
Topografinya bergelombang dan berbukit-bukit dengan puncak tertinggi Gunung Ara 808 m dpl dan Gunung Satalibo 726 m dpl. Kawasan ini beriklim kering dengan curah hujan 500-1000 mm/tahun, terdapat tiga buah desa yaitu Desa Komodo, Desa Pasir Rinca dan desa Papagaran. Untuk menuju ke TNK telah disediakan transportasi berupa speed boat, serta penginapan bagi wisatawan yang akan berkunjung.

2.     Potensi Kawasan Taman Nasional

Pada umumnya keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar di Taman Nasional Komodo relatif sedikit bila dibandingkan dengan daerah lain, terdapat 244 jenis flora darat (palem, anggrek, rotan, bidara dan lain-lain), 111 jenis burung, 39 reptil dan 3 jenis amfibi. Adapun potensi kawasan yang menonjol di Taman Nasional Komodo antara lain sebagai berikut :
              
     a.  Komodo (Varanus komodoensis Ouwens)

Satwa yang dijuluki oleh penduduk setempat dengan nama ORA ini merupakan kadal terbesar di dunia, dan berdasarkan survey yang telah dilakukan pada tahun 2003 terdapat sejumlah 297 ekor yang tersebar di Pulau Komodo dan Pulau Rinca serta sekitarnya, sedangkan pihak Zoological Society San Diego yang bekerjasama dengan pemerintah Indonesia telah melakukan penandaan kepada 700 ekor komodo.
Komdodo merupakan satwa pemakan bangkai yang terkadang bersifat kanibal, sedangkan makanannya antara lain rusa, kerbau liar, kuda liar dan babi hutan. Sebagai satwa endemik yang khas, yang hanya terdapat di TNK (NTT), dikenal dengan satwa peninggalan zaman purba yang panjangnya dapat mencapai lebih dari 6 meter dengan berat dapat mencapai lebih dari 2 kwintal.  Binatang buas yang langka ini telah ditetapkan oleh CITES pada Apendix I yang perlu untuk dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya.
Dengan keunikan yang dimiliki Komodo banyak diminati wisatawan sebagai tontonan yang menyenagkan sekaligus menegangkan dalam pertujukan sekawanan komodo yang menyantap satwa lain (kambing, kuda, babi atau kerbau). Maka tak heran apabila pertujukan tersebut banyak diabadikan oleh para turis khususnya wisatatawan manca Negara yang memang sengaja datang ke TNK untuk mengetahui lebih jauh tentang kehidupan dan keberadaan satwa komodo.
Untuk melestarikan satwa langka ini, pemerintah telah melakukan upaya perbanyakan jenis melalui penangkaran di dalam dan di luar habitatnya, seperti misal di Kebun Binatang Surabaya atau Yogyakarta, yang membantu wisatawan untuk melihat lebih dekat  satwa tersebut. Sedangkan lokasi pengintaian satwa Komodo yang telah disediakan merupakan devisa tersendiri bagi pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar yang dapat bekerja sebagai pemandu wisata atau pedagang souvenir dan lain sebagainya.
Kelestarian satwa ini memang diutamakan agar tidak mengalami kepunahan dan dapat dipergunakan sebagai penelitian atau ilmu pengetahuan bagi generasi mendatang. Sementara masyarakat di sekitar dapat memanfaatkan obyek-obyek yang ada sebagai mata pencaharian. Dan Komodo kiranya telah banyak membantu berbagai pihak dalam upaya pelestariannya. Keunikan dan sifat purba yang dimiliki Komodo kiranya dapat membanggakan Bangsa dan Negara Indonesia di kancah dunia akan alamnya.

     b. Terumbu karang

          Terumbu karang yang terdapat di perairan  Taman Nasional Komodo merupakan terumbu karang yang termasuk terindah di dunia, yang memiliki 260 jenis aneka bentuk dan warna karang keras maupun lunak yang sangat menarik untuk dilihat. Dan hal ini merupakan daya tarik tersendiri disamping potensi lain yang ada di TNK bagi para wisatawan.  Perairan ini memiliki sekitar 1000 jenis ikan dengan berbagai bentuk dan warna yang tak kalah menariknya dengan karang di sekitarnya. 70 jenis bunga karang menghiasi perairan ini. Juga terdapat berbagai spesies gorgonians, sea fans, sea pens, ancamoris, clown fish, star fishes, chrismastree worms, kima, lobster dan ikan karang  . 8 jenis ikan kerapu dan napoleon hidup di sini, 5 jenis ikan paus serta 10 jenis lumba-lumba dan duyung , dan juga terdapat penyu Sisik, Hijau dan Belimbing.
          Keindahan perairan dengan segala kehidupan biota laut di terumbu karang dalam kawasan TNK merupakan aset tak ternilai yang telah dilimpahkan kepada kita, kiranya memang perlu untuk dijaga dan dilestarikan, dikelola secara bijaksana serta dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat, khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitarnya.  Dan wisata bahari TNK banyak diminati para wisatawan, khususnya bagi mereka yang senang akan penjelajahan bawah laut dengan menyelam maupun snorkeling.  Mereka sangat menikmati keindahan dengan berbagai bentuk serta warna biota laut di perairan Taman Nasional Komodo, walau terkadang membahayakan dirinya karena arus deras yang dapat datang secara tiba-tiba.
          Kekayaan sebagai warisan dunia tersebut kiranya telah memberikan kehidupan tersendiri bagi masyarakat sekitarnya. Pemerintah bekerjasama dengan pihak terkait membangun sarana maupun prasarana yang diperlukan dalam kegiatan pariwisata di sekitar TNK.  Namun dalam pembangunan tersebut masih perlu tetap memerlukan kontrol dari pemerintah pusat maupun daerah, agar pembuatan sarana maupun prasarana tersebut tetap berwawasan lingkungan, dan pihak-pihak yang berkepentingan tidak mengeksploitasi potensi-potensi yang ada untuk kepentingan bisnis belaka.
Sebagai cagar biosfer sangatlah penting bagi kehidupan kini dan nanti, maka penting pula untuk dijaga keaslian dan kelestariannya, sehingga aspek ekologi, sosial dan ekonomi dapat berjalan bersama secara berkesinambungan.  Dan potensi-potensi yang ada akan tetap menjadi perhatian dunia, maka keberadaan terumbu karang beserta biota lautnya akan tetap menjadi salah satu yang terindah di dunia.
Komodo maupun terumbu karang mempunyai kehidupan yang berbeda, namun kawasan darat maupun perairan yang berada dalam TNK merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan, semua ada dan hidup dalam satu kawasan konservasi, yang kedudukannya amat penting untuk sebuah ekosistem. Oleh karena itu baik kehidupan yang berada di daratan maupun perairan bila memiliki potensi, keunikan maupun keindahan yang dapat dikembangkan untuk kepentingan dunia perlu dijaga eksistensinya.
   
  1. Savana dan Hutan Bakau.

     Hampir 70 % Taman Nasional Komodo berupa padang savana yang vegetasinya didominasi  oleh rumput-rumputan (Setaria adhaerens, Chloris barbata, Heteropogon conturtus,    lontar (Borassus flabellifer dan bidara (Zizypus jujube).  Sedangkan sebagian lagi berupa hutan musim dataran rendah yang banyak ditumbuhi dengan pohon asam dan kesambi, hutan pegunungan.  Untuk hutan bakau yang hanya  5% dari luas kawasan TNK mempunyai peranan penting sebagai penahan abrasi dan penahan sedimen, selain itu juga sebagai tempat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Dan hutan bakau terdapat di Loh Sebita, Gili Lawa, Loh Lawi, Loh Kima dan Loh Buaya.
     Savana yang luas tersebut merupakan salah satu habitat satwa Komodo, Kuda Liar, Kebau Liar, juga Kambing, rusa dan Babi hutan, sedangkan hutan dataran rendah dan hutan pegunungan memiliki jenis burung seperti Kakatua Jambul Kuning, Raja Udang, Burung Gosong, Alap-alap, Elang, dan jenis ular berbisa seperti Cobra, ular Hijau Ekor Merah serta ular tak berbisa dan lain-lain, yang merupakan potensi alam di kawasan Taman Nasional Komodo.
     Baik savanna, hutan bakau maupun hutan dataran rendah dan pegunungan di kawasan Taman Nasional Komodo memiliki karakteristik masing-masing dengan segala potensi yang ada di dalamnya, yang tentunya juga sebagai kawasan konservasi yang perlu untuk dilindungi, dikelola dan bila memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dengan tetap berwawasan lingkungan yang mempertahankan keaslian serta ekosistem yang ada selama ini.  Dan dalam pengelolaannya mengikut sertakan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat daerah penyangga.

 
  1. Obyek Wisata

Taman Nasional Komodo  memiliki obyek-obyek menarik untuk wisata bagi para wisatawan yang datang ke tempat tersebut, antara lain adalah Loh Liang yang merupakan pintu masuk dan daerah wisata utama Pulau Komodo. Dan di sana  terdapat beberapa fasilitas bagi pengunjung seperti tempat pengamatan burung, pendakian, penjelajahan, menyelam, snorkeling serta tempat untuk hunting foto dan video shotting.  Disamping itu juga disediakan fasilitas berupa pondok penginapan dengan 12 kamar, cafeteria, pusat informasi, dermaga, shelter dan jalan setapak sepanjang 26 km.
Penyediaan berbagai sarana dan prasarana tersebut merupakan upaya yang telah ditempuh guna memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang datang untuk menikmati berbagai keunikan dan keindahan alam yang berada dalam kawasanTNK.  Tempat lain yang juga merupakan tempat kunjungan para wisatawan adalah Loh Buaya di Pulau Rinca. Di sini pengunjung dapat menyaksaksikan hutan bakau,  menikmati keindahan savana  dengan berbagai satwa liar. Loh Buaya juga menyediakan 4 kamar penginapan, shelter dan jalak setapak serta fasilitas lain seperti yang terdapat di Loh Liang.
Tempat kegiatan menyelam serta snorkeling menarik dan yang sering dikunjungi oleh para penjelajah dan petualang bawah air adalah Tatawa, Pantai Merah, Gili Lawa Laut, Loh Dasami, Pilar Steen, Manta Alley, Batu Tiga, Batu bolong, Canibal Rock, Crystal Rock, Castle Rock, toro Longlai dan lain-lain. Di tempat-tempat tersebut dapat disaksikan keindahan panorama bawah laut dengan aneka warna dan bentuk terumbu karang serta ikan hias yang indah dan menawan.
Potensi perairan dengan biota laut yang terdapat di TNK merupakan kekayaan yang telah dikelola dan dikembangkan untuk nberbagai keperluan, antara lain pemberdayaan masyarakat di sekitarnya.


KESIMPULAN

Taman Nasional Komodo yang beriklim kering ditetapkan pada tahun 1980, kemudian pada tahun 1986 ditetapkan sebagai kawasan biosfer, sedangkan oleh UNESCO pada tahun 1991 dinyatakan sebagai Warisan Alam Dunia. Dan memiliki kawasan seluas 173.000 ha  dengan topografi bergelombang dan berbukit-bukit dengan puncak tertinggi Gunung Ara dan Satalibo. Kawasan TNK terdiri 70 % savanna, 5% hutan bakau dan lainnya hutan dataran rendah, pegunungan serta perairan.  Memiliki tiga pulau terbesar, yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca dan pulau Padar.
Taman Nasional Komodo secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dan secara geografis berada diantara Pulau Flores (NTT) dan Pulau Sumbawa (NTB).  Dikenal oleh dunia karena memiliki satwa langka yang merupakan peninggalan zaman purba, yaitu Komodo sebagai satwa endemik yang tidak terdapat di daerah lain, dan penduduk setempat memberi julukan dengan ORA, merupakan kadal terbesar di dunia  pemakan bangkai dan bersifat kanibal. Dan kini satwa tersebut telah diupayakan perbanyakan jenis guna melestarikannya melalui penangkaran di dalam maupun di luar habitatnya.
Disamping memiliki satwa langka, TNK juga memiliki terumbu karang yang termasuk terindah di dunia dengan biota laut berbagai bentuk, ukuran serta warna yang indah dan menarik perhatian para wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut.  Satwa lain yang ditemukan di Taman Nasional Komodo antara lain seperti burung kakatua, Raja udang, burung Gosong, ular Cobra, Penyu, Kuda liar, Kerbau liar dan lain-lain yang merupakan potensi yang perlu dilestarikan.
Di padang Savana banyak ditemui rumput-rumputan, lontar dan Bidara, dan pohon Kesambi banyak ditemui dalam hutan dataran rendah dan pegunungan. Adapun obyek wisata yang banyak dikunjugi oleh para wisatwan antara lain daerah penyelaman yang banyak tersebar di sekitar perairan Komodo. Pengamatan satwa liar dan burung  serta obyek-obyek lain yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Sebagai kawasan biosfer serta warisan alam dunia, Taman Nasional Komodo dapat dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan dan berbagai kepentingan lainnya yang dapat mempertahankan keaslian sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya. Dan pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam mempertahankan kawasan tersebut dengan pemberdayaan masyarakat di sekitar daerah penyangga untuk berperan aktif mengelola bersama pada daerah zona pemanfaatan yang sesuai dengan peruntukannya. Memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat ikut mengelola kawasan secara bijak untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dengan tetap mempertahankan zona inti secara berkesinambungan untuk generasi yang akan datang.
Taman nasional Komodo sebagai kawasan Biosfer memang penting untuk dijaga dan dilestarikan, dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal agar memiliki aspek ekologi, sosial dan ekonomi secara optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, bagi bangsa dan Negara Indonesia, serta untuk kepentingan dunia. Selanjutnya Warisan Alam Dunia tersebut dapat tetap disandang oleh Taman Nasional Komdodo dan dapat dinikmati oleh anak cucu di hari nanti sebagai tinggalan generasi pada saat ini yang semakin peduli akan lingkungan alam sekitarnya.




PERMASALAHAN

          Adapun permasalahan yang timbul dalam mempertahankan kawasan konservasi seperti Taman Nasional Komodo sebagai kawasan biosfer antara lain sebagai berikut :
-         Pada saat ini satwa Komodo yang menjadi kebanggaan dunia dan mascot Propinsi Nusa Tenggara Timur tersebut semakin hari terlihat semakin  berkurang jumlahnya dalam habitat aslinya. Dari 700 ekor yang telah diberi tanda, berdasarkan penelitian pada tahun 2003 berkurang menjadi 297 ekor. Sedangkan perbanyakan jenis dalam penangkaran belum banyak dilakukan pelepasan kembali  ke alam habitatnya.  Dan apabila dilaksanakan satwa-satwa tersebut banyak mengalami kematian yang disebabkan sakit atau kurang dapat menyesuaikan alam sekitar.
-         Pembangunan sarana dan prasarana untuk kepentingan pariwisata apabila bersifat massal dan melakukan eksploitasi di sekitar kawasan maka akan mengganggu ekosistem yang ada, khususnya sarana transportasi daerah perairan bila dilakukan secara rutin dan tidak bersifat khusus, akan terjadi pencemaran yang dapat mengganggu terumbu karang beserta biota laut yang ada di sekitarnya.
-         Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat yang berada di daerah penyangga belum  dilaksanakan secara rutin, sehingga masih banyak masyarakat yang kurang mengerti akan arti dan pentingnya konservasi bagi sumber daya alam hayati dan ekosistem di sekitarnya.
-         Publikasi tentang potensi Taman Nasional Komodo belum banyak dilakukan dan disebar luaskan kepada masyarakat luas, baik di media cetak maupun elektronik. Sehingga kawasan biosfer yang merupakan warisan alam dunia di Indonesia ini belum banyak diketahui dan dimengerti oleh masyarakat umum.

SARAN-SARAN

          Saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam pentingnya perlindungan potensi Taman Nasional Komodo sebagai Cagar Biosfer antara lain sebagai berikut :
-         Perlunya pengawasan secara rutin keberadaan satwa Komodo pada habitatnya, sehingga dapat diketahui secara pasti perkembangan, sebaran maupun jumlah satwa yang masih ada dan hidup dalam kawasan tersebut. Dan penelitian tersebut dapat dilakukan secara kerjasama berbagai pihak terkait.
-         Pembangunan yang dilaksanakan dalam kawasan TNK sebagai kelengkapan sarana dan prasarana bagi para wisatawan sebaiknya tidak bersifat massal, namun bersifat khusus yang hanya dimanfaatkan atau dipergunakan pada waktu-waktu tertentu saja. Sehingga kehadiran para wisatawan beserta sarana dan prasarana transportasi maupun lainnya tidak banyak mengganggu ekosistem dalam kawasan tersebut. Maka keaslian alam sebagai daya tarik yang unik dan indah dapat dipertahankan.
-         Pemerintah selaku pengelola TNK dapat bekerjasama dengan pihak terkait dalam memberikan pelatihan dan penyuluhan secara rutin dan terpadu kepada masyarakat di sekitarnya. Agar masyarakat dapat lebih berperan aktif dalam melindungi dan mempertahankan alam seitarnya. Dan dapat memanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan secara bijaksana dan berkelanjutan.
-         Pentingnya informasi dan publikasi tentang potensi TNK diberbagai media guna menyebar luaskan potensi serta pentingnya kawasan cagar biosfer tersebut sebagai warisan alam dunia untuk kehidupan manusia, yang perlu untuk dipertahankan keaslian serta kelestariannya secara berkesinambungan hingga waktu yang akan datang.   

P E N U T U P

          Dalam program prioritas di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang memfokuskan pada perlindungan dan pelestarian alam kiranya masih perlu ditingkatkan dalam pelaksanaannya oleh berbagai pihak. Karena dalam menjaga, mempertahankan dan atau melestarikan suatu lingkungan dengan segala potensi yang ada, memerlukan kesadaran tinggi dan tersendiri bagi setiap pelaku yang terlibat di dalamnya, pentingnya lingkungan bagi kehidupan di bumi ini dapat berjalan secara berkesinambungan apabila manusia itu sendiri dapat bekerjasama dalam satu misi dan visi. Dan pengelolaan kawasan konservasi secara maksimal dan bijaksana dapat memberikan kehidupan yang lebih baik kepada masyarakat di sekitarnya. Maka dalam pelaksanaannya perlu mengikut sertakan masyarakat dan pihak terkait serta memanfaatkan potensi alam tersebut secara optimal untuk meningkatkan kualitas lingkungan, sosial dan ekonomi melalui berbagai kegiatan yang dapat memberikan kesejahteraan masyarakat tersebut.
          Mempertahankan kawasan Taman Nasional Komodo sebagai Cagar Biosfer maupun Warisan Alam Dunia penting dilakukan oleh pemerintah dengan pihak terkait lainnya. Sehingga keunikan, kekhasan maupun keindahan sebagai potensi yang dimiliki oleh kawasan tersebut dapat berjalan secara berkesinambungan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
          Dan dengan tulisan ini, semoga dapat merupakan bahan dalam bentuk informasi yang bermanfaat, sekaligus dapat dipergunakan sumber inspirasi untuk pengelolaan kawasan konservasi di daerah lain dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan yang dapat membantu meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA.

-         Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, Direktorat Jenderal Perlindungan hutan dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutanan, Jakarta, Tahun 1991
-         Satwa Yang Dilindungi Oleh Undang-undang,  Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutanan, Jakarta, Tahun 1993
-         Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990, Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, Pusat Informasi Kehutanan, Jakarta Tahun 2004
-         Taman Nasional Komodo Warisan Alam Dunia, Balai Taman Nasional Komodo, Flores-NTT, Tahun 2005
-         Kawasan Wisata Alam Propinsi NTT, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Departemen Kehutanan, Flores, Tahun 2005 
-         Satwa Komodo, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Departemen Kehutanan, Flores, Tahun 2005
-         50 Taman Nasional Di Indonesia, PIKA, Jakarta, Tahun 2006

                                                                             (Try, April 2008)
 
   

    
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar