Minggu, 24 Januari 2010

BANGAU UGM







BANGAU-BANGAU DALAM KEHIDUPAN KAMPUS

Penghijauan memang telah berlangsung sejak lama, dan kini semakin aktif digiatkan melalui aksi penanaman pohon oleh berbagai kalangan dan tempat, termasuk di kota-kota untuk mendapatkan lahan hijua secara terbuka guna mrnciptakan lingkungan hidup yang lebih nyaman. Taman-taman kampus semakin hari semakin tampak meghijau dan lestari. Dan lingkungan kampus di Universitas Gajah Mada tampak subur dengan berbagai jenis pepohonan yang besar dan menjulang tinggi di sekitar gedung dan atau bangunan kampus lainnya. Hal tersebut kiranya telah mengundang burung-burung imigran untuk berdomisili dan berkembang biak serta menjadikan hutn kota tersebut sebagai hanitatnya.

(Oleh : Daniel Ariyanto)

PENDAHULUAN
Alam Indonesia memang memiliki kekayaan dan keunikan jenis satwa yang tersebar di berbagai kawasan hutan dari Sabang sampai Merauke. Namun dalam beberapa dekade terakhir kawasan hutan sebagai habitat satwa telah mengalami kerusakan yang hebat. Bahkan beberapa jenis satwa endemik mengalami penurunan di alam aslinya. Dan Indonesia termasuk dalam kategori Negara dengan tingkat keterancaman terhadap kepunahan jenis yang tinggi. Dan menurut International Union for thr Conservation of Nation (IUCN) Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan tingkat kerusakan tinggi. Dan pada tahun 2000 terdapat penurunan jumlah pada beberapa spesies, termasuk burung yang mengalami penurunan sebanyak 123 spesies.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka konservasi merupakan upaya yang mutlak dilakukan agar kepunahan tidak semakin mengkhawatirkan maka pemerintah telah mengeluarkan undang-undang untuk melindungi satwa-satwa tersebut dari kepunahan. Dan burung merupakan salah satu satwa yang memiliki banyak jenis serta ukuran, dan alam Indonesia dikenal sebagai surga bagi spesies burung-burung indah serta memiliki keunikan tersendiri.
Rehabilitasi lahan dalam kegiatan penghijauan yang dilaksanakan pada beberapa tempat dalam dekade terakhir, tentunya kini telah mendatangkan hasil sesuai yang diharapkan. Salah satu yang berhasil dalam menghijaukan dan melestarikan lingkungan dapat kita lihat di sekitar kampus UGM Yogyakarta. Pepohonan besar dan tinggi tumbuh subur di sekitar bangunan-bangunan kampus tanpa adanya gangguan dari masyarakat di sekitarnya.. Dan sejak tahun 2005 keasrian alam kampus tersebut kiranya telah mengundang burung-burung imigran. Burung Bangau yang kini dilindungi oleh Undang-undang berdatangan ke kampus UGM, dan sejak saat itu kerindangan alam tersebut dijadikan tempat hidup, berlindung dan berkembang biak, sebagai habitatnya.

KEBERADAAN BANGAU DI SEKITAR KAMPUS
Sejak tahun 2005 sedikit demi sedikit burung-burung Bangau berdatangan ke kampus UGM, khususnya di sekitar alam Fakultas Kehutanan dan Fakultas Biologi. Dan sekarang jumlahnya telah mencapai ribuan ekor, bersarang pada pohon Beringin, Randu alas, Kenari dan pohon Pterygola alta . Sedangkan jenis bangau tersebut adalah Cangak Awu (Andrea cinerea), Koak Malam dan Koak Merah., berwarna hitam, coklat, putih, kuning dan abu-abu.
Kehadiran bangau=bangau di kampus memang mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat di sekitarnya, atau yang memang sedang melintas dan sengaja dating untuk melihat keberadaan burung-burung tersebut. Suara-suara gaduh dan lantang memecah kesunyian di pagi hari saat bangau-bagau tersebut akan meninggalkan sarang tuk mencari makan entah kemana dan dimana. Dan bila sore menjelang magrib burung tersebut kembali ke kampus tatkala para mahasiswa usai kuliah.
Mereka berputar-putar mengelilingi areal hutan kota dan sekitarnya, membuat barisan-barisan indah sambil bernyanyi, meliuk ke sana kemari membentuk maneuver bak pesawat terbang yang sedang melakukan demontrasi di udara. Pemandangan tersebut memang menarik, membuat kagum para penonton. Bentangan sayap selebar 1,5 meter dengan warna-warna alami membuat hidup suasana saat itu, apalagi pepohonan nan hijau kekar menjulang tinggi turut menghiasi alam cerah kemerahan. Lalu lintas cukup padat di perempatan Fakultas Kehutanan menambah ramainya suasana, sementara pejalan kaki sebentar-sebentar menegadah menyaksikan gejala alam tersebut, anugrah yang telah dilimpahkan olehNYA dengan kehadiran ribuan burung-burung bangau yang sukar dijumpai di tempat lain.
Satwa yang dilindungi telah hadir di antara keramaian kota, di sekitar para pemikir sang mahasiswa di Kampus Biru Yogyakarta. Dan bangau-bangau tersebut telah mendapatkan habitat barunya, yang mungkin habitat lamanya telah rusak dan tak lagi memenuhi syarat bagi kelangsungan hidupnya. Cangak Awu, Koak Merah dan Koak Malam berjalan seiring dalam kedamaian hijuanya alam kampus, Kemudian berkembang biak dalam ketenangan, dan alam pun telah memberikan perlindungan serta kelangsungan hidupnya hingga tak terasa populasi bangau-namgau kampus tersebut telah mencapai jumlah ribuan tanpa kita minta, dan tak harus memelihara mereka. Mungkin itu merupakan asset yang perlu untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, yang dapat dijadikan sebagai daerah wisata.
Dalam tahun terakhir sang bangau mulai mendapat perhatian lain dari masyarakat di sekitar kampus, lantai-lantai dasar hutan kota banyak terdapat kotoran-kotoran burung, yang memang menimbulkan bau yang tidak sedap, apalagi ketika hujan turun, bau tersebut semakin tajam menyengat hidung. Pemilik warung kampus di sekitarnya mulai terasa terganggu, para pembeli yaitu mahasiswa/i kurang menikmati hidangan yang ada di warung makan tersebut. Kini menimbulkan permasalahan tersendiri bagi mereka yang menyambung hidup di sekitar alam kampus.
Fakultas Biologi dan Fakultas Kehutanan UGM kini bukan hanya mahasiswa yang selalu hadir di sana, burung-burung bangau pun telah bermukim dan menetap di alam kampus tersebut. Mungkin bangau-bangau tersebut lebih mengerti memilih habitatnya, dimana kehutanan tidak akan lepas dari kehidupan flora dan fauna, begitu pun apa yang ada dalam ilmu biologi, kehidupan flora dan fauna telah menjadi bagian kehidupannya. Belum lagi di kampus biru itu terdapat Fakultas Kedokteran Hewan, yang tentunya akan lebih mengerti akan berbagai penyakit yang ada pada satwa, termasuk bangau-bangau yang kini ada dan hadir di alam sekitarnya.


REHABILITASI DAN KONSERVASI
Salah satu program prioritas Dephut yang sedang digalakan adalah Rehabilitasi dan Konservasi. Apalagi Kampanye Indonesia Menanam (KIM) telah digiatkan melalui penanaman di berbagai tempat dan waktu, serta dilaksanakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Yang antara lain bertujuan untuk memulihkan kondisi hutan dan lahan yang rusak, mencari ruang terbuka yang hijau agar lingkungan hidup terasa nyaman dan lestari. Memulihkan ekosistem seperti sediakala, sehingga mata rantai kehidupan secara alami dapat tersambung kembali. Dan lingkungan alam akan mendatangkan manfaat yang sebaik-baiknya bagi mahluk hidup yang ada di dalam dan di sekitarnya.
Salah satu keberhasilan dalam menjaga lingkungan alam di sekitarnya adalah untuk memberikan perlindungan dan kehidupan bagi satwa dan tumbuhan di sekitarnya. Dimana fungsi hidroologi akan dapat berjalan dengan baik, lahan di sekitar akan berfungsi secara optimal, maka aspek lingkungan, sosial dan ekonomi dapat berjalan secara seimbang apabila dilakukan secara bijaksana.
Dan keberhasilan dalam menata lingkungan hutan dan lahan, tentunya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kehidupan lainnya. Tentunya dapat pula dimanfaatkan sebagai habitat satwa maupun tumbuhan sebagai alam kehidupannya, tak bedanya kehadiran bangau-bangau di lingkungan kampus UGM, merupakan suatu yang wajar dan memang pemerintah saat ini sedang melakukan program konservasi sebagai tempat perlindungan, untuk memberikan alam kepada satwa yang dulu telah kehilangan alam aslinya. Maka burung-burung Cangak dan Koak telah hadir di sekitar alam kampus, dan menjadikannya sebagai alam habitatnya, bukankah itu merupakan suatu keberhasilan, dan dapat dijadikan contoh untuk yang lain ???
Di satu sisi kita mencari, dan berusaha memulihkan agar alam di sekitar kita tetap hijau, rindang, nyaman dan lestari hingga nanti. Sementara di sisi lain kita menganggap kehidupan manusia lebih penting dari kehidupan mahluk lain, sehingga kehadiran satwa terkadang dianggap dapat mengganggu dan merugikan manusia yang ada dan hidup di sekitarnya. Dan mahluk hidup memilliki hak untuk hidup dan berkembang hingga pada generasi-generasi berikutnya. Maka potensi dan kepentingan yang dapat memberikan jalan terbaik bagi semua.
Mungkin bangau akan pergi dengan sendirinya, apabila lingkungan alam di kampus tersebut telah lenyap, atau dilakukan penebangan pohon hingga habis dan gersang, sehingga burung tak lagi dapat hinggap, bersarang dan berkembang biak di sana, kampus pun tak lagi dijadikan habitatnya seperti waktu-waktu yang lalu. Atau tetap membiarkan alam tersebuit sebagai habitat bangau, serta memanfaatkan dan mengembangkannya menjadi tempat wisata dan penelitian serta ilmu pengetahuan selanjutnya sesuai dengan kota Yogyakarta sebagai salah satu daerah wisata, budaya dan pendidikan. Untuk itu diperlukan kebijakan dari pihak-pihak terkait yang dapat memberikan solusi terbaik untuk semua.

PERMASALAHAN
Kehadiran burung-burung Bangau sejak tahun 2005 di alam sekitar kampus UGM, khususnya di Fakultas Kehutanan dan Fakultas Biologi telah memberikan warna tersendiri. Memberikan tontonan menarik bagi masyarakat maupun wisatawan yang datang ke sana, yang merupakan wisata unik dari satwa burung jenis bangau. Dan dipilihnya alam tersebut sebagai habitat bangau oleh karena pepohonan serta keadaan lingkungan memenuhi syarat bagi kehidupan burung-burung tersebut.
Jumlah burung yang semakin hari semakin bertambah hingga saat ini mencapai ribuan ekor, kiranya telah membawa permasalahan bagi kelompok masyarakat di sekitarnya. Kotoran bangau dan sisa-sisa makanan berupa ikan tersebut berjatuhan dan mengotori lingkungan di bawah dan sekitarnya, menimbulkan bau yang amis dan tidak sedap, terlebih saat hujan tiba bau tersebut semakin menyengat hidung hingga mengganggu kehadiran mahasiswa/pembeli di warung-warung makan yang berada di sekitarnya.
Keberadaan burung-burung bangau yang begitu banyak memberikan peluang bagi para pemburu liar, yang dapat mengganggu alam serta kehidupan burung-burung tersebut. .




SARAN-SARAN
Apabila kehadiran burung-burung bangau di sekitar kampus UGM merupakan suatu anugrah yang telah diberikan olehNYA kepada lingkungan alam tersebut, akan lebih baik dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi daerah yang dapat memberi keuntungan bagi semua pihak. Mungkin dapat dijadikan salah satu tempat wisata bagi para pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta. Dan untuk itu pihak-pihak terkait dapat memberikan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi untuk kenyamanan para pengunjung. Tersedianya areal khusus dengan berbagai fasilitas yang disesuaikan dengan budaya Yogyakarta dengan berbagai souvenir tentang burung bagau sebagai ciri khas daerah wisata tersebut.
Untuk memberikan perlindungan terhadap keberadaan burung bangau di kampus dari gangguan para pemburu liar, diperlukan petugas pengamanan di sekitar lingkungan alam kampus yang kini menjadi habitat burung yang dilindungi oleh undang-undang.
Bila dimungkinkan keberadaan warung-warung di sekitar habitat bagau, dapat dipindahkan oleh pihak-pihak terkait tanpa ada yang dirugikan, sehingga warung-warung yang memang dibutuhkan oleh para mahasiswa dapat saling memberi kenyamanan. Dan masyarakat beserta mahasiswa yang sehari-hari berada di sekitar habitat bangau tetap dapat menikmati kesejukan dan keindahan sekaligus keunikan dari kehidupan alam dan bangau-bangau imigran tersebut.
Diperlukan kerjasama dari pihak terkait dalam memberikan solusi untuk masa mendatang, sehingga kehidupan kampus, masyarakat maupun kehidupan burung-burung bangau dapat saling mengisi, dan menguntungkan, sehingga kelestarian alam beserta segala kehidupan di sekitarnya dapat berjalan secara berkesinambungan.

PENUTUP
Lingkungan yang hijau akan memberikan kenyamanan dan manfaat bagi kehidupan di sekitarnya. Dan kehidupan kampus UGM yang dulu dikenal dengan Kampus Biru, kini juga dikenal dengan Kampus Bangau, dimana satwa tersebut dapat menyatu dengan kehidupan kampus yang dipenuhi oleh para mahasiswa. Kehadiran Bangau yang telah menjadikan alam kampus sebagai habitatnya merupakan hal yang tak terduga sebelumnya. Tidak terganggunya bangau oleh masyarakat dalam kehidupan di alam kampus, menunjukan adanya kesadaran dan atau kepedulian masyarakat itu sendiri akan arti dan pentingnya kehidupan dari mahluk lain yang disebut satwa bagi kehidupannya sendiri. Bahwasannya alam ini mebutuhkan rangkaian kehidupan dari sesama mahluk Tuhan, yang dapat terangkum dalam sebuah ekosistem.
Pada akhirnya tulisan ini dapat dipergunakan sebagai bahan informasi tentang pentingnya ruang hijau terbuka dalam kehidupan sehari-hari, dan rehabilitasi maupun konservasi hutan dan lahan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan dapat dilakukan oleh siapapun, agar kelestarian lingkungan terjaga hingga dalam kehidupan-kehidupan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar