Rabu, 07 April 2010

PERANAN SANGGAR BAGI ANAK-ANAK

       Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa sanggar nerupakan wadah bagi anak-anak berbakat atau berkemauan keras dalam bidang kesenian. Memberikan bimbingan kepada nak-anak dalam menumbuhkan rasa percaya diri, berkreatifitas melalui sebuah karya seni sebagai bekal di kemudian hari. 
       Salah satu bidang seni yang kini sedang digemari dan diminati oleh anak-anak adalah bidang seni lukis. Di berbagai kota, sanggar lukis bermunculan dengan segala eksistensinya guna memberikan tempat kepada anak-anak dalam menggeluti dan berkegiatan melukis. Kini lukisan anak-anak banyak bermunculan dengan aneka jenis dan aliran, yang memang hasil kreatifitas anak-anak itu sendiri. Bahkan lomba telah banyak digelar oleh berbagai pihak guna memberikan saluran kepada anak-anak tersebut guna menjaring sekaligus prestasi bagi anak berbakat dalam bidang melukis.
        Anak-anak tingkat Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar banyak mengisi kegiatannya dengan melukis. Baik melalui kegiatan estra kurikuler di sekolahnya, maupun dalam mengikuti kegiatan di sanggar. Dari beberapa peserta memang memiliki keahlian dalam bidang tersebut, bahkan bisa dibilang cemerlang dan mengagumkan. Kreatifitas yang dimiliki untuk seorang bocah dapat disebut sempurna dengan karya-karya lukisnya. Hal tersebut tentunya tak luput dari dukungan orang tua selaku penunjang dalam memenuhi prasarana si anak dalam berkarya lukis.
       Sanggar lukis, bukan hanya sekedar wadah bagi anak-anak untuk berkarya melalui kegiatan melukis, namun memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan bimbingan kepada anak dalam menyatukan hati dengan apa yang dilakukan dalam kegiatan melukis. Bukan hanya sekedar anak dapat mewarnai dengan baik, dan bukan hanya sekedar anak dapat melukis secara baik. Tapi yang lebih penting lagi bagaimana anak dapat mengembangkan dirinya sendiri melalui sebuah karya lukis. Sehingga apa yang menjadi kreatifitasnya dapat memberikan kesan tersendiri, dan merupakan ciri atau kekhasan akan anak tersebut, dimana ekpressi jiwa anak dapat tersalur dalam karya lukisnya. Sebaliknya, karya lukis tersebut dapat mencerminkan si penciptanya, yaitu anak yang telah mengekpresikan segala kemampuan lewat goresan, warna dan bentuk dalam sebuah karya seni lukis.
       Di sini diperlukan seorang yang mengerti akan lukisan, memahami apa yang ada dalam seorang anak dengan segala kekuatannya. Membimbing agar anak lebih percaya diri dengan segala kemampuannya tersebut, menyalurkan bakatnya guna melatih kepekaann anak untuk mengembangkan ide maupun kreatifitasnya. Sehingga apa yang dilakukan dalam kegiatan melukis bukan hanya sekedar mengisi waktu luang, tapi lebih dari itu, yaitu menjadikan anak yang lebih bertanggung jawab dengan apa yang diperbuatnya, apa yang ada dalam dirinya sebagai kekuatan yang dapat membentuk dirinya sebagai seniman lukis. Sehingga kekuatan tersebut dapat dikembangkan di kemudian hari, bahkan sebagai profesi dalam kehidupannya nanti.
        Kedudukan sanggar dengan segala kemampuannya memang memiliki tanggung jawab yang berat kepada anak-anak didiknya. Namun belum memiliki kedudukan yang pasti dalam perkembangannya, karena masih banyak orang beranggapan sanggar hanya sebuah tempat untuk mengisi waktu luang agar anak tidak banyak bermain, sebagai wadah untuk mengenal, dan meningkatkan kemampuan dalam melukis. Sehingga banyak anak-anak meninggalkan sanggar sebelum matang dalam mengolah ide dan kreatifitasnya melalui kegiatan melukis. Atau pihak orang tua telah merasa puas dengan apa yang dicapai anaknya dalam melukis, walau pada dasarnya anak tersebut belum dapat merasakan apa yang menjadi kekuatannya dalam berkarya lukis.
        Menyatukan pikiran, perasaan, dan kemauan ke dalam sebuah bentuk karya memang tidak semudah seperti apa yang terlihat dalam karya tersebut. Hal tersebut melalui proses yang panjang, penuh kesabaran dan ketekunan yang timbul oleh adanya kesadaran pribadi yang kuat sebagai panggilan hati guna memenuhi tanggung jawabnya sebagai anak yang telah berkecimpung dalam dunia kesenian. Dapat mencari ide-ide baru dan segar guna mendukung kreatifitasnya melalui goresan-goresan jemarinya dengan media yang tepat membentuk sebuah karya seni, yang dapat memperkaya lingkungannya yaitu dunia lukis yang berdiri sendiri dengan segala kekhasannya.
Melukis bagi anak-anak memang menyenangkan, dapat melatih kepekaan dan naluri tersendiri, sehingga anak memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang lebih baik. Goresan-goresan dengan aneka bentuk dan warna memberikan motivasi kepada anak dalam melakukan sesuatu menurut kehendaknya. Mengatur, menyusun bentuk dan warna merupakan pancaran dari keseimbangan jiwa seorang anak. Ekpressi jiwa tersebut akan keluar melalui gerak tangan yang merupakan penyaluran ide-idenya dalam perpaduan bentuk dan warna sesuai apa yang diinginkan ng anak.  Maka bimbingan kepada anak sangat diperlukan dalam kegiatan melukis, agar anak tersebut dapat menemukan apa yang ada dalam dirinya, apa yang menjadi kekuatannya dalam melahirkan karya-karya lukisnya.
     
Salah satu contoh bentuk karya lukis anak-anak (kelas 3 SD), lukisan dengan crayon di atas kertas ini memperlihatkan keterampilannya dalam membuat dan menyususn gradasi warna. Idenya sederhana, namun bagi penghayat mudah untuk menangkap apa yang dilukiskan oleh anak tersebut. Di sini anak belum menampakkan keistimewaannya secara khas, tapi ia mulai menemukan ciri melalui goresan goresan dan warna yang dihadirkan dalam lukisan tersebut. Anak tersebut mulai nampak kekuatannya dalam menangkap atau membayangkan suatu keadaan, yaitu cerita dua orang sedang memancing di atas sebuah perahu di sebuah danau dengan alam di sekitarnya yang rindang akan pepohonan pada suatu sore hari ketika senja dengan mentari merahnya. Lukisan oleh anak kelas tiga SD di atas sesuai dengan perkembangan usianya, kelucuan dan kejujuran masih nampak kental namun telah memperlihatkan teknik mewarnai yang cukup baik sehingga dapat memperlihatkan dimensi benda sebagai obyeknya. 

Lukisan disamping ini adalah hasil karya seorang anak kelas 5 SD, ia menceritakan tentang kekayaan alam hutan dengan aneka satwa yang hidup dalam damai serta rukun satu sama lain.  Sebagai seorang anak SD, ia ingin mengungkapkan apa yang dilihat atau dibayangkan, bahwa satwa merupakan mahluk hidup yang memiliki kebebasan layaknya manusia dalam berinteraksi dengan satwa lainnya, bahwa hutan memiliki kehidupan aneka warna tersendiri.  Idenya baik, permainan dan gradasi warna mendukung bentuk-bentuk dimensi dari obyek-obyeknya, dan anak ini mulai menemukan kekuatannya, walau memang belum secara utuh, dan masih belum dapat meninggalkan lukisan layaknya anak-anak dalam pendidikan sanggar dengan kontur-kontur hitam pada setiap garisnya.
 Sedangkan lukisan anak tuna rungu dari SLB di samping ini menunjukkan ketekunan tersendiri dari seorang anak SLB. Obyek menarik yang menggambarkan kesejukan dan kedamaian alam, perpaduan air, rumput dan pepohonan di sekitarnya, yang didukung background hitam hingga abu-abu sebagai langit dan awan memberikan kesan dimensi yang cukup hidup. Proposional dari bentuk-bentuk yang dihadirkan sebagai obyeknya saling mendukung dan membentuk komposisi yang seimbang dengan gradasi warna membuat lukisan ini menarik untuk dihayati.
Lukisan dengan gambar anak-anak yang sedang bermain games ini hasil karya seorang anak kelas 5 SD. Memperlihatkan suasana anak-anak ketika bermain PS dalam sebuah ruangan seperti layaknya yang saat ini sedang digemari oleh anak-anak di berbagai tempat. Ia cukup cerdas mengolah ide tentang anak dalam zaman yang serba teknologi modern ini, bahwa permainan PS sudah menjamur dan banyak mempengaruhi anak-anak dengan berbagai akibat positif maupun negatifnya. Warna-warna cerah masih mendominasi lukisan ini seperti layaknya lukisan anak-anak pada umumnya. Anak ini telah memperlihatkan kemahirannya dalam membuat kompisisi dan gradasi warna, walau belum berani meninggalkan kontur-kontur pada lukisannya.
Sedangkan dalam lukisan berikut adalah hasil karya seorang anak kelas 4 SD, yang menggambarkan akan suasana perkampungan di tepi hutan dengan segala kedamaian dan kelestariannya. Ide anak ini memang cukup cemerlang, ia dapat membayangkan atau menangkap apa yang sebenarnya ada dan terjadi di sebuah desa dengan lingkungan hutan di sekitarnya. Gradasi maupun komposisi warna yang dihadirkan dalam lukisan tersebut cukup baik, dan membuat segar suasana, ia mulai menemukan apa yang menjadi kekuatannya melalui ide serta teknik-teknik yang dimiliki dalam membuat sebuah lukisan.

Lukisan tentang hutan ini hasil karya anak kelas 6 SD, ia mengolah idenya melalui hutan sebagai obyeknya. Anak ini mulai berani memperlihatkan kekuatannya dengan meninggalkan kontur-kontur hitam, sementara batang-batang pohon dengan lekuk-lekuknya memberikan kekuatan tersendiri dalam lukisan itu, dan permainan perpspektif warna serta pencahayaan yang cukup baik membuat karya ini menjadi pilihan pengunjung ketika mengikuti pameran lukis anak-anak di Bogor, sebagai karya favorit I.  Kekuatan tersebut tentunya sebagai modal bagi si anak dalam menggeluti seni lukis di hari-hari selanjutnya.

Lukisan berikut dibuat oleh anak kelas 6 SD, menggambarkan suasana di hutan dengan satwanya. Mengisahkan cerita yang cukup dramatis, dimana seekor ular sedang mendekati dua ekor bebek yang sedang bermain di sungai.  Ekpresi kedua ekor bebek yang sedang dalam ketakutan akan pemangsa, diperlihatkan dengan cukup baik oleh si anak tersebut. Goresan dan gradasi warnanya mendukung suasana sekitarnya yang dalam sunyi dan jauh keramaian. Sehingga cerita drama dua jenis satwa tersebut mengesankan dan menarik perhatian, bahkan merupakan daya tarik yang kuat dalam lukisan tersebut.
   Lukisan disamping ini hasil karya anak kelas 6 SD, menggambarkan suasana alam dengan aliran sungai yang tampak deras. Anak ini telah memiliki konsep yang baik melalui sebuah lukisan. Gaya ekpresif cukup menonjol melalui sapuan-sapuan tangannya  dengan media crayon, bayang-bayang sinar dan perspektif warna cukup baik, sehingga merupakan kesatuan yang utuh antara hati maupun idenya yang terlahir dalam sebuah karya. Anak ini memiliki bakat bidang seni lukis yang luar biasa, dan telah menunjukkan kekuatannya, sehingga karya-karya hasil kreatifitasnya telah mempunyai ciri khas tersendiri yang merupakan ungkapan dari anak tersebut. Kekuatan tersebut memang melalui proses yang cukup panjang, memerlukan ketekunan dan kepekaan tersendiri dalam menggeluti dan berproses kesenian melalui kegiatan melukis.
Perkembangan selanjutnya anak ini semakin matang dalam mengolah obyek dalam lukisannya, di sini ia menampilkan suasana pasar tradisional dengan bentuk sketsa orang yang berani dan proposional didukung warna-warna cerah dan dominan, sehingga suasana pasar terlihat kuat membawa kita dalam suasana tersebut. Seakan ia mengungkapkan sebuah kerinduan akan pasar yang sebenarnya, yang kini semakin terdesak dengan pesatnya mall serta pusat perbelanjaan yang modern.
Sketsa-sketsa tentang pasar tradisional semakin tajam dan matang pada lukisan berikut. Sosok orang dengan segala kegiatan jual beli terlihat sempurna bagi seorang bocah yang masih duduk di bangku SD tersebut. Bentuk proposional maupun warna serta permainan perspektifnya mengagumkan, menjadikan lukisan ini semakin kuat, artistik dengan teknik crayon yang matang. Idenya memang terolah dan terkonsep dengan baik sebelum dijabarkan dalam wadah selembar karton polos, memiliki keberanian yang luar biasa dalam menggoreskan crayon tanpa merasa takut akan salah dalam goresan tersebut. Hasilnya cukup sempurna dan memiliki nilai tersendiri yang merupakan khas dan ciri seniman cilik itu sendiri.
Sementara anak memiliki kreatifitas tinggi sebagai tanggung jawabnya sebagai anak yang berkecimpung dalam dunia seni lukis. Obyek-obyeknya dalam karya lukisnya semakin spesifik. Kita lihat dalam lukisan disamping ini, ia melukiskan sebuah adegan dari sekelompok orang dengan segala ekpresinya dalam sebuah tujuan yang sama. Sketsanya menonjol dan mendukung obyeknya, sehingga kita akan ditarik pada sebuah titik tentang pesan yang akan disampaikan oleh anak tersebut, disitu terlihat sifat gotong royong yang kuat dari sekelompok orang dalam memperjuangkan kehidupan yang lebih baik. Warna background hijau kebiruan dengan sapuan putih, memberikan kesan suasana kelam yang sedang menimpa kelompok orang.  Lukisan ini amat bermakna dan memiliki keunikan tersendiri sebagai hasil kreatifitas seorang bocah.

Dia mengembangkan kembali kelompok orang tersebut dalam lukisan berikut ini, suasana suram dilukiskan dengan warna ungu bergradasi, mendukung obyek yang sebenarnya. Anak ini telah mampu memberikan signal kepada kita bahwa kehidupan saat ini tidak lepas dari kerumunan orang, kelompok orang, dan lupa akan gotong royong yang sebenarnya, yang dulu pernah dicontohkan oleh nenek moyang kita, sehingga bangsa ini dikenal dunia akan gotong royong dan tolong menolong sesama, walau penuh dalam perbedaan-perbedaan, tapi memiliki satu tujuan.
Lukisan memang hanya berdiri sebagai lukisan itu sendiri, namun disisi lain lukisan juga dapat memberikan sebuah arti, baik bagi pelukis itu sendiri maupun bagi orang lain selaku penghayat. Dan lukisan dapat membawa sesuatu yang baru dalam kehidupan budaya di sekitarnya, khususnya dalam blantika seni lukis anak-anak di Indonesia.
Dalam lukisan bunga yang dibuatnya ketika duduk di kelas 1 SLTP, anak ini semakin matang saja dalam mengolah obyek dalam lukisannya. Penghayat dibawanya lebih fokus pada obyek bunga tersebut, sementara background ungu tipis keputihan membuat lukisan semakin menarik, estetik dan artistik, dan memiliki nuansa kekuatan tersendiri. Kematangan si anak dalam proses kreatif memang perlu untuk selalu dibimbing, dibina, dan diarahkan kepada apa yang menjadi kekuatannya tersebut, sehingga anak tidak melenceng jauh dari apa yang menjadi miliknya, dan semua itu dapat membentuk anak lebih percaya diri, memiliki ciri dan kekhasan yang tidak dimiliki oleh orang lain, bahkan tidak akan ada dalam lukisan hasil orang lain.  Di sini fungsi sanggar sebagai wadah anak-anak dalam berkreatifitas akan mendapat kepercayaan oleh orang lain tanpa harus diminta, tapi cukup melalui hasil karya lukisan anak-anak didiknya, dan sanggar hanya melahirkan anak-anak tersebut, sementara kekhasan atau ciri bukanlah milik sanggar, tetapi milik anak itu sendiri, karena pribadi anak itulah yang memproses dengan segala kreatifitasnya melalui karya-karyanya.

Kedua lukisan yang menggambarkan penari holahop dan seorang pelukis di atas dibuat oleh anak kelas 6 SD, obyeknya memang sederhana, namun disitulah letak kekuatan si anak dalam menampilkan obyek lukisannya. Mengajak kita untuk menikmati secara fokus kepada seorang penari holahop dan seorang pelukis dengan kegiatannya. Warna merah bergradasi hingga merah muda keputihan memperlihatkan kematangannya dalam mengolah warna, tidak perlu banyak warna seperti kebanyakan pada lukisan anak-anak lainnya, namun tetap memiliki nilai tersendiri dan menarik untuk dihayati. Sedangkan dalam karya seorang pelukis, ia memperlihatkan keteguhan jiwa seniman dalam mempertanggung jawabkan sebagai seorang pelukis, walau dalam kesederhanaan, hidup dalam kemiskinan tapi memiliki kesabaran dalam menghadapi kehidupan ini, tidak menyerah dengan keadaan, dan tetap berjuang melalui kreatifitasnya dalam sebuah karya lukis.
Kalau kita perhatikan lukisan ini cukup sederhana, warna-warnanya pun tidak banyak ditampilkan. Tapi anak tersebut telah mampu menuangkan idenya dengan obyeknya tentang keganasan alam, yang pada akhir-akhir ini sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia maupun dunia sendiri.  Ia menggambarkan suasana bencana alam dengan kekuatan ekpresinya dalam goresan-goresan warna yang kuat, seakan badai telah terjadi, menimbulkan gelombang dan menerpa rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Anak ingin mengingatkan kepada kita semua akan bahayanya bencana alam, bahwa alam perlu untuk dijaga dan dilestarikan, sehingga bencana seperti tersebut dapat dikurangi, atau dikendalikan, dan tidak lagi banyak menelan korban nyawa maupun harta benda. 
    Lukisan anak-anak memang memiliki kekuatan tersendiri, keluguan, kelucuan, keceriahan, bahkan masih banyak lagi ungkapan yang tergambar dalam lukisan-lukisan tersebut. Oleh karena itu perlu adanya wadah berupa sanggar untuk memberikan kebebasan berekpresi melalui karya lukis, sehingga anak-anak tidak terkungkung dalam ide-ide yang mandeg dan mandul. Mereka perlu dikembangkan dengan segala kekuatannya, dibimbing dengan kesabaran dalam menemukan kepercayaan diri, serta kekhasan sebagai anak untuk mengembangkan bakatnya kelak dikemudian hari.

5 komentar: