Senin, 08 Februari 2010

JALAN-JALAN KE BALI


PENELOKAN DENGAN KEINDAHAN BENTANG ALAMNYA

Pagi itu udara masih terasa segar, angin yang bertiup lirih masih menyisakan kesejukan suasana sekitar walau mentari mulai merayap tinggi. Jalan berliku di sekitar perbukitan membisikkan, membuat mata tak lepas memandang alam bebas dan lepas. Sepanjang tepian jalan di Kabupaten Bangli, tampak bersih, rapih, apik dan banyak ditumbuhi tanaman buah-buahan. Bangunan khas berukir menambah keindahan dan pesona alam sekitar, aneka kerajinan, souvenir dan warung aneka buah, sementara lahan dengan berbagai tanaman sayuran, sawah menghijau, pepohonan rindang penuh keasrian, menunjukkan akan daerah yang subur dengan segala kedamaian masyarakat yang hidup di antara budaya serta adat istiadat tradisional yang dipatuhi secara turun temurun.

Penelokan, merupakan Kawasan Wisata Alam yang terletak di Desa Penelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Dati II Bangli, Provinsi Bali. Berjarak sekitar 60 km dari kota Denpasar. Topografi Taman Wisata Alam (TWA) Penelokan bergelombang dari ringan sampai curam dengan lereng di bagian Utara yang terjal dan curam dengan ketinggian antara 1.200 m – 1.500 m dpl. Menurut klasifikasi iklim Schmit & Ferguson, termasuk tipe iklim F dengan curah hujan rata-rata 740 – 2.700 mm per tahun, suhu udara berkisar antara 18-30 Derajat Celcius. Status kawasan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 655/Kpts/Um/10/1978, tanggal 29 Oktober 1978 dengan luas 574.275 Ha. Disebelah Barat terdapat Gunung Batur (1747 m dpl), sebelah Timur terdapat Gunung Abang (2.125 m dpl), sebelah Utara terdapat Danau Batur (1.031 m dpl) di sebelah Tenggara terdapat Gunung Agung (3.142 m dpl).

Hutan di Penelokan didominasi oleh hutan tanaman dengan jenis Puspa (Schima noronhoea), sebagian kecil tanaman Tusam (Pinus merkusii), Ampupu (Eucalyptus urophylla), Mahoni (Swietenia macrophylla), Sengon (Pareserienthis falcataria), Sonokeling (Dalbergia latifolia), Akasia (Accasia decurens), Segawe (Adenanthera paranina) dan lain sebagainya. Sementara satwa yang terdapat di dalam kawasan TWA tersebut antara lain : Ayam Hutan (Gallus varius), Tekukur (Streptopelia chinensis), Terocok (Gouvier ahalis), Burung Hantu (Pypte alba javanica), Sesap Madu (Antreptes malacensis), Musang (Paradoxutus hermaproditus), Landak (Hystrix branchura), Trenggiling (Manis javanica), Kera Abu (Macaca fascicularis) dan lain sebagainya.

Potensi flora dan fauna kawasan TWA Penelokan memang tidak seperti Taman Nasional Bali Barat yang mempesona serta khas dengan Jalak Balinya. Namun kawasan ini memiliki potensi bentang alam yang menakjubkan, unik, khas serta keindahan panorama maupun daya tarik budaya dan adat istiadat tradisional masyarakat di sekitar dengan segala kehidupannya. Potensi-potensi wisata alam Penelokan dan sekitarnya memang telah dikenal banyak wisatawan, sehingga kawasan ini sering dikunjungi, baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara.

Di antara bukit dan lebatnya pepohonan, terdapat menara dengan tinggi sekitar 15 meter. Dari menara ini penulis dapat menikmati hijaunya tajuk-tajuk yang bergelombang dari rapatnya hutan tanaman, sementara gunung Batur tampak jelas dengan segala liku-liku dan garis kontur lereng dan lahan yang memiliki dua warna (hitam dan abu-abu kecoklatan) akibat aliran lahar saat meletus beberapa tahun yang lalu. Danau luas hijau kebiruan membentang dengan ketenangan arus air, diselingi Gunung Abang, sementara dikejauhan sana, lembut menawan silhuet berwarna abu-abu Gunung Agung. Oleh karena rasa penasaran kami beserta rombongan akan pesona alam tersebut, penulis menuruni bukit melalui liku-liku jalan unuk menuju tepian Danau Batur. Sepanjang jalan tersebut, udara masih terasa sejuk dan segar walau waktu telah menunjukkan tengah hari, yang seharusnya mentari panas menyengat. Angin danau dan pegunungan semmakin terasa saat berada di tepi danau tersebut. Tanaman berbagai sayuran milik masyarakat terlihat subur menghiasi tepi-tepi danau dan jalan raya di antara rumah dan bangunan lain yang khas Bali. Semua memadu dalam keharmonisan alam, sehingga panorama alam dan pedesaan membentuk keunikan dan keindahan tersendiri. Mempesona, memikat minat wisatawan baik berkunjung maupun untuk kembali menikmati keindahan kawasan wisata alam ini.

Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang, letaknya berdampingan dengan TWA Penelokan, memiliki sarana tracking untuk menuju bukit yang rindang dengan udara yang sejuk di antara pohon-pohon Puspa, Pinus dan tanaman lain, serta shelter untuk tempat beristirahat wisatawan, dari sini dapat memandang panorama indah Gunung sekaligus Danau Batur yang menawan. Di antara desa-desa penyangga yang berada di sekitar Penelokan, terdapat desa yang telah dikenal banyak orang karena budaya dan kekhasan dari kehidupannya, yaitu Desa Trunyam yang memiliki lokasi penyimpanan mayat namun tidak menimbulkan bau, yang diletakkan begitu saja di lahan tersebut, dipagari dengan ranting-ranting daun kelapa seadanya. Bahkan tulang belulang maupun tengkorak dibiarkan begitu saja. Konon cerita menunggu untuk upacara pembakaran bila telah mampu dengan segala biaya yang harus dikeluarkan. Lokasi penyimpanan mayat tersebut dapat ditempuh selama kurang lebih 90 menit, dengan mempergunakan kapal atau perahu, dan sarana tersebut disediakan oleh para pengelola wisata serta jasa masyarakat sekitar. Wisatawan pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang baik tersebut untuk berkunjung, mengetahui, dan membuat dokumentasi tentang adat istiadat beserta segala keunikan dan keindahan Trunyam dan sekitarnya.

Kawasan TWA dan Hutan Wisata di Penelokan juga menarik bagi para pencinta alam untuk melakukan penelusuran, berkemah dan atau pendakian ke Gunung Batur, Gunung Abang dan Bukit Payang, sebab lokasi ini relatif aman dari berbagai ancaman. Keramahan penduduk di sekitar daerah penyangga dapat memberikan perlindungan dan kelestarian alam di sekitarnya, kekuatan adat istiadat secara turun temurun telah menunjukkan betapa besar rasa kepedulian terhadap lingkungan. Sehingga kawasan TWA Penelokan di Bangli memberikan sajian yang bisa dibilang lengkap bagi wisatawan, menyuguhkan keindahan panorama sekaligus keramahan dan keunikan budaya yang hidup dan berkembang di sekitarnya.

Panorama alam yang luas terbentang di seblah Barat Penelokan ini sangat indah bila mentari terbenam, sunset kemerahan yang diselingi warna-warna kuning dan lembayung, awan senja membentuk silhuet-silhuet menarik bagai lukisan yang mengagumkan, membayang di atas danau seolah cermin alam dengan aneka warna pelangi sangat menakjubkan. Maka tidak mengherankan apabila wisatawan dengan rombongan bus-bus travel berdatangan pada siang menjelang sore hari ke lokasi ini, untuk menikmati kesejukan dan keindahan sunset Penelokan. Tak jauh dari TWA ini terdapat istana yang tak asing lagi, yang pada masa Orde Lama sering dipergunakan oleh Presiden Soekarno untuk beristirahat, yaitu Istana Tampak Siring, namun saat ini istana tersebut tertutup bagi umum. Sedangkan pura terbesar di Bali, yaitu Pura Besakih yang terletak 15 km dari Penelokan (30 menit), yang juga memiliki keunikan, kekhasan dan keindahan tersendiri sebagai pura yang diagungkan dan bersejarah bagi masyarakat Bali tersebut.

Kabupaten Bangli, satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki kawasan pantai di Provinsi Bali. Dengan adanya bukit-bukit serta pegunungan, Bangli memiliki banyak keindahan alam maupun bangunan sejarah lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pariwisata. TWA Penelokan sebagai salah satu kawasan penunjang pariwisata alam di Kabupaten Bangli, Bali. Merupakan kawasan hutan yang dapat mendukung sektor pariwisata, sebagai kawasan konservasi yang dapat memberikan PAD, di satu sisi TWA Penelokan juga dapat mendukung pemberdayaan masyarakat di sekitarnya melalui beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan guna memberikan peluang usaha dan kerja dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tersebut.

Wilayah kawasan penyangga, desa-desa di sekitar Danau Batur, masyarakat mengolah lahan pertanian yang terlihat subur dengan berbagai tanaman sayur-sayuran, di sekitarnya ditanam pohon buah-buahan. Sehingga pada beberapa tahun yang lalu, desa tersebut mendapat julukan sebagai desa konservasi, yang dapat memberikan perlindungan sekaligus penghasilan dan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Selain itu keterampilan masyarakat di bidang kerajinan memberikan peluang usaha, dengan memanfaatkan bambu yang banyak tumbuh di sekitar kawasan, kerajinan bambu dengan aneka bentuk banyak menghiasi warung-warung souvenir. Bangli memang dikenal dengan kerajinan bambunya di Bali, sehingga kerajinan tersebut tersebar di beberapa lokasi di Denpasar maupun kota-kota lain, guna memenuhi kebutuhan masyarakat maupun wisatawan yang gemar akan kerajinan bambu. Juga jenis kerajinan lain seperti kain, ukiran, kaos maupun bventuk lain khas Bali banyak dijajakan oleh masyarakat di sekitar kawasan wisata tersebut.

Tak jauh dari Kantor Resort KSDA Wilayah Bangli, terdapat Museum Gunung Berapi Batur. Bangunan berlantai tiga ini menyimpan sejarah dan informasi tentang Gunung Batur dengan segala aktivitasnya, gunung berapi di Indonesia serta gunung berapi yang ada di seluruh dunia. Memamerkan segala bentuk belerang dan batu-batuan hasil letusan Gunung Batur maupun gunung-gunung berapi lain yang berada di Indonesia. Foto-foto letusan berbagai gunung berapi di dunia, keindahan panorama Gunung dan Danau Batur. Terdapat ruang untuk memantau aktivitas Gunung Batur dengan segala sarana dan prasarana yang mendukungnya. Dari ruang ini, kita dapat melihat dengan jelas melalui teropong yang tersedia, keberadaan Gunung Batur dari lereng hingga puncaknya, dari setiap bagian serta daerah di sekitarnya. Alam terlihat begitu mempesona, perpaduan gunung, danau, hutan, pedesaan hingga kehidupan masyarakat dengan budaya serta adat istiadat yang melingkupinya memberikan kesan penuh keseimbangan, kelestarian dan tentunya keindahan.

Resort KSDA Bangli, merupakan pusat informasi tentang kawasan TWA Penelokan maupun Hutan Wisata dengan segala potensi yang tersimpan di dalamnya. Melakukan upaya-upaya pengelolaan kawasan dengan pendekatan terhadap masyarakat di sekitarnya, bekerjasama dengan pemda maupun pihak terkait lain, melaksanakan identifikasi potensi dalam mendukung pariwisata alam Kabupaten Bangli khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya. Menata dan mengemas sarana maupun prasarana, memberikan keleluasaan kepda SDM yang tersedia baik Polhut maupu PEH yang ada guna memberikan memberikan informasi yang lebih memadai. Pada saat ini berupaya keras menjadikan Kantor Resort tersebut juga berfungsi sebagai Pusat Informasi Kehutanan Wilayah Bali. Agar di kemudian hari dapat menyediakan sekaligus menyebar luaskan informasi tentang hutan Indonesia dengan segala potensi dan permasalahannya. Yang dapat diawali dari informasi kawasan konservasi dan pelestarian alam di wilayah Provinsi Bali. Kiranya tekad itu telah menyatu dalam diri mereka yang berada dalam koordinator KSDA Seksi Wilayah Bangli. Kepala Seksi sdr. I.B. Aryana begitu yakin dengan gagasan tersebut akan terwujud dikemudian hari. Ia begitu sabar dan tekun, sedikit demi sedikit berbagai informasi tentang hutan dan kehutanan dikumpulkan dan dipelajari, baik berupa media cetak, elektronik, foto-foto serta bentuk-bentuk lain yang berkaitan dengan hutan, khususnya kawasan konservasi dari berbagai wilayah di Indonesia. Bahan-bahan tersebut tentunya dikemas kembali sesuai selera dan untuk dijadikan bahan informasi serta publikasi lebih lanjut. Pengalaman Sdr. I.B Aryana dari wilayah satu ke wilayah yang lain, dan saat ini sebagai Kepala Seksi Wilayah, tentunya tidak meragukan kemampuannya dalam mengemas gagasan dan idenya menjadikan Kantor Resort sebagai Pusat Informasi, tentunya gagasan yang baik itu perlu untuk didukung, baik dari segi sarana dan prasarana yang lebih memadai maupun SDM serta anggaran yang pantas dalam pengelolaannya.

Hari menjelang sore, wisatawan semakin banyak berdatangan, alam masih tetap terasa sejuk dan segar menyambut kehadiran pengunjung dari berbagai pelosok penjuru. Penelokan semakin berseri menyambut senja di Kintamani bersama semilir kabut memutih merayap menuruni perbukitan menyelinap di antara dedaunan hijau membasah. Sementara mentari semakin condong ke ujung Barat sana, yang kan bersembunyi di balik tubuh tegar Gunung Batur. Jalan berkelok menuruni bukit meninggalkan kawasan TWA Penelokan nan indah. Gapura, pagar dan rumah-rumah khas Bali menghiasi tepian jalan di antara subah-subah beranak tangga alam persawahan. Melewati bangunan kuno yang agung dengan segala kemegahannya Istana Tampak Siring. Hingga tak terasa di hadapan sana Ngurah Rai Bandara Internasional menanti kehadiran kami, dan mentari mulai terasa menyengat menembus kaca raiben mobil yang kami tumpangi. Lalu lalang kendaraan roda dua dan wisatawan manca negara dengan aneka pakaian minim, dan beberapa pria bertelanjang dada, bergegas menuju kawasan Kuta yang memang berdekatan dengan Ngurah Rai. Kepadatan lalu lintas menuju Pantai Kuta memang terjadi setiap hari menjelang senja, untuk menyaksikan keindahan sunset di tepian pantai di antara pasir putih dan deburan ombak lirih perlahan yang bergulung memutih menambah keindahan panorama alam sekitar.

TWA Penelokan di Bangli-Bali, menyimpan cerita tersendiri dengan segala potensi bentang alamnya, yang tidak kalah pentignya sebagai lokasi pariwisata alam dengan daerah lain di Pulau Dewata yang merupakan salah satu daerah persinggahan terbaik dan diminati para wisatawan. Kesejukan, kesegaran serta keunikan yang khas kawasan TWA Penelokan, kiranya telah menyuguhkan pesona tersendiri, yang dapat memberikan kesan dengan segala keindahannya. Satu-satunya Kabupaten di Bali yang tidak memiliki wisata pantai, namun memiliki potensi Taman Wisata Alam dan Hutan Wisata yang didukung keindahan Gunung berapi Batur beserta danaunya maupoun Gunung Abang dan Gunung Agung, Pura Besakih, Kintamani hingga Istana Tampak Siring dan keberadaan Desa Trunyam, semua membentuk satu kesatuan yang utuh dalam wilayah Bangli, dan Penelokan sebagai pusat persinggahan yang menyenangkan. Pada akhirnya kawasan konservasi TWA tersebut memberikan andil besar dalam mendukung sektor pariwisata di Pulau Bali. Sementara mentari mulai menurun lelah dengan keredupan sinar senjanya, bersembunyi di balik awan menanti datangnya malam di antara dinginya suasana alam pegunungan. (TRY, 09)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar