Sanggar GEDEK semenjak lounchingnya pada bulan pebruari 2010, menunjukkan eksistensinya sebagai wadah kreatifitasnya kepada kalayak ramai. Memberikan peluang bagi anak-anak khususnya, yang berkecimpung dan berbakat dalam bidang puisi dan melukis. Selama dua hari pada tanggal 19 dan 20 Juni 2010 menyelenggarakan kegiatan lomba di sanggar yang memiliki luas 3000 meter persegi tersebut, tepatnya di Depok Jaya, Pancoran Mas.
Diantara lomba disuguhkan kepada pengunjung aneka pentas, dari musik hingga goyang dangdut, yang menambah meriahnya suasana sekitar hingga malam hari. Tapi tidak meninggalkan apa yang telah menjadi konsepnya sebagai wadah kegiatan kreatifitas aneka bentuk seni dalam kehidupannya sebagai sanggar yang tak lepas dari lingkungan dimana ia lahir dan dibesarkan.
Bertepatan dengan hari lingkungan hidup, mencoba memberikan apresiasi kepada anak-anak tentang pentingnya alam bagi lingkungan. Melalui lomba lukis anak-anak yang bertemakan lingkungan tersebut memberikan pandangan kepada mereka sejak dini, bahwa negeri tercinta Indonesia ini memiliki kekayaan alam yang tak terhingga, dan bermanfaat bagi kehidupan kini, esok dan nanti.
Siang menjelang sore musik bergema sekitar kolam dan pepohonan bambu yang mengitari lokasi sanggar GEDEK, sebagai tempat diselenggarakannya lomba baca puisi, mewarnai dan melukis. Sabtu 19 Juni 2010 waktu diresmikannya acara lomba, yang diawali dengan lomba baca puisi tingkat umum, yang diikuti oleh anak-anak hingga dewasa. Sekitar 12 peserta lomba beraksi dan berakting di atas panggung berukuran 18 m2 tersebut, masing-masing membawakan dua buah puisi sebagai pilihannya yang tentunya telah disediakan oleh panitia dari hasil karya para budayawan terkemuka negeri ini, termasuk daintaranya karya Rendra, Ismail Marjuki, Afrizal Nur dan lain-lain.
Peserta lomba baca puisi ternyata memang mereka yang memiliki dan telah terbiasa membaca sebuah puisi, keberanian anak-anak memang perlu untuk diacungkan jempol dalam membawakan puisi-puisi tersebut dengan aneka ekpresi dan kekuatan yang dimilikinya. Sebagai juri dalam lomba tersebut dihadirkan para budayawan Depok yang memang memiliki keahlian dalam hal puisi. Usai lomba para juri memberikan pandangan-pandangan sebagai apresiasi kepada bagi para peserta dan hadirin, tentang apa dan bagaimana membaca sebuah puisi secara benar dan baik, sehingga dapat dipergunakan sebagai modal dan bekal pada lomba-lomba selanjutnya
Sore itu udara sedikit mendung namun acara semakin bertambah meriah dengan adanya pentas seni. Tampilnya seorang ayah dengan kedua putrinya yang masih anak-anak membuat hadirin terbawa dalam haru dentingan gitar ketika mengiringi suara-suara merdu nan lantang fasih dalam bait-bait lagu balada kehidupan. Lagu-lagu balada ciptaan Agus sebagai ayah kedua gadis kecil tersebut, memberikan warna tersendiri dalam acara tersebut, aplus hadirin dengan tepuk tangan meriah saat lagu terakhir usai dilantumkan oleh keluarga itu. Dilanjutkan aksi musik gesek dari Joko, Bambu gesek sebagai hasil ciptaannya dimainkan dengan baik. Joko yang dikenal dengan panggilan Joker tersebut melantumkan irama-irama ekpresi jiwa yang telah menyatu dengan gesekan-gesekan nada dari alat musik dari bahan bambu tersebut. Joko membuat panggung bertambah meriah melalui gesekan-gesekan bak biola ataupun musik kecapi namun memiliki nada tersendiri, yang tentunya merupakan modal besar dikemudian hari sebagai kreatifitasnya selaku anak sanggar dengan hasil ciptaannya berbentuk alat musik dari bahan bambu.
Di sekitar arena lomba juga dipamerkan hasil karya anak-anak sanggar GEDEK, berupa kerajinan bambu dengan aneka bentuk menarik dan artistik yang baru ditekuni sejak awal bulan Juni 2010 ini. Kerajinan bambu merupakan salah satu kegiatan di sanggar GEDEK guna memberikan wadah bagi mereka yang gemar berkecimpung dalam mengolah dan berekpresi dalam kreatifitas seni melalui bahan baku bambu. Juga dipamerkan karya-karya lukis anak-anak dari sanggar lukis GERTAK Bogor, sebagai bahan apresiasi bagi anak-anak peserta lomba lukis maupun masyarakat yang hadir dalam acara tersebut. Sebagai bahan acuhan selanjutnya dalam mengembangkan kegiatan melukis anak-anak di sanggar GEDEK, agar anak-anak lebih mengenal dan mengerti tentang seni lukis.
Sore semakin redup, acara kian meriah dengan hadirnya organ tunggal dengan para penyanyi dangdutnya. Irama berubah mengiringi para pencinta suara dan pegoyang dangdut, panitia bersama tamu undangan hingga hadirin turut bergembira berjoget bersama tuk hilangkan lelah dan penat selama mempersiapkan acara tersebut. Dan kegembiraan itu berlangsung hingga malam hari. Keringat membasahi tubuh-tubuh mereka dan hanyut dalam kegembiraan antara persaudaraan dalam membangkitkan kreatifitas dan mengisi sanggar sebagai wadah kegiatan selanjutnya.
Pagi-pagi panitia sibuk kembali seusai malam gembira, hari minggu itu akan berlangsung lomba mewarnai dan melukis bagi anak-anak tingkat TK dan SD se Kota Depok dan sekitarnya. Sejak pukul sembilan anak-anak dan orang tua selaku pengantar dan pendamping peserta lomba hadir satu persatu dan memenuhi lokasi sanggar, untuk mendaftar ulang dan mendapatkan nomor peserta. Tepat pukul 10.30 wib, lomba dimulai setelah mendapat penjelasan dari dewan juri tentang kriteria dan tema dalam lomba tersebut. Lomba diikuti oleh sekitar 60 peserta dari TK hingga kelas enam SD. Lomba dibagi tiga kategori Kelompok A untuk tingkat TK mewarnai gambar burung, yang merupakan salah satu satwa yang dilindungi oleh undang-undang, dan merupakan satwa asli Indonesia yang kini mulai jarang ditemui di lingkungan sekitar. Agar anak-anak mengenal bahwa satwa tersebut juga merupakan bagian dari lingkungan hidup kita. Kelompok B untuk tingkat SD kelas 1 a/d 3, diberikan materi dengan gambar tentang lingkungan yang belum selesai, mereka berlomba dalam meneruskan gambar sesuai dengan kreatifitasnya, sehingga gambar menjadi sempurna dan memiliki nilai dalam arti lingkungan. Sedangkan kelompok C untuk tingkat SD kelas 4 s/d 6 mereka diberikan tema tentang lingkungan alam, baik alam pegunungan, alam pedesaan, alam hutan hingga alam laut yang memang merupakan kekayaan alam Indonesia yang memang dikenal oleh dunia. Disini anak-anak dituntut untuk menangkap dan menggali ide maupun pengetahuannya tentang alam sekitar, yang kemudian disajikan dalam sebuah bentuk lukisan dengan aneka kelucuan, keluguan hingga keahlian anak dalam berekpresi diri secara bebas tanpa campur tangan pihak lain.
Lomba mewarnai dan melukis anak-anak mendapat sambutan dan animo yang cukup menggembirakan sebagai awal kegiatan yang positif bagi anak-anak yang diselenggarakan oleh sanggar GEDEK sejak lounchingnya, guna menggali dan mengukur anak-anak wilayah Depok dalam kegiatan tersebut. Sehingga dapat memberikan apresiasi dan pengetahuan yang lebih baik di kemudian hari kepada anak-anak dalam kegiatan mewarnai dan melukis (menggambar). Peserta tidak hanya dari wilayah Depok saja akan tetapi juga dari wilayah Bogor.
Sementara disisi lain pihak Dinas Pariwisata Kota Depok maupun pemda dan tokoh masyarakat di sekitarnya, mengharapkan kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang baik dan perlu untuk diteruskan dan dikembangkan lebih baik lagi dikemudian hari, mereka menyatakan dukungannya terhadap keberadaan sanggar GEDEK di Depok. Namun perlu juga sebagai perhatian dari panitia penyelenggara lomba tersebut, khususnya sambutan dari Ketua RW, " diharapkan kegiatan semacam ini lebih dahulu melibatkan anak-anak di lingkungan sendiri, karena banyak potensi yang perlu mendapat perhatian maupun wadah bagi anak-anak berbakat dalam aneka kegiatan seni yang ada di wilayah Depok Jaya ini ". Anak-anak di lingkungan lokasi sanggar GEDEK perlu untuk dilibatkan dalam setiap kegiatan yang ada, agar mereka dapat berbuat lebih baik lagi di dalam sebuah wadah yang pantas sebagai tempat berekspresi, beraktivitas dan berkreatifitas seni dengan berbagai bimbingan dan petunjuk positif dari sanggar tersebut selaku wadah yang telah mendapat kepercayaan oleh masyarakat sebagai wadah penyaluran bakat aneka kegiatan bidang budaya melalui berbagai kegiatan seni. Sehingga kegiatan tersebut tidak berhenti dan dapat diteruskan oleh mereka dikemudian hari, dan sanggar GEDEK tetap eksis dan diakui oleh masyarakat hingga nanti.
Lomba baca puisi dan menggambar yang diselenggarakan oleh Sanggar Gedek memang baru pertama kali sejak lounchingnya pada bulan Februari yang lalu. Dan sebagai awal pijakan kiranya cukup berhasil dan sukses walau belum seperti yang diharapkan. Langkah masih panjang ke depan, dan jalan masih banyak yang harus di tempuh dengan berbagai rintangan yang ada dan yang akan ada. Rintangan tersebut dapat muncul setiap saat dalam kelahiran dan perjalanannya. Baik rintangan yang datangnya dari luar maupun yang hadir dari dalam sendiri. Untuk itu Sanggar Gedek harus banyak mawas diri dalam menjalankan misi budayamya. Kritik-kritik yang datang merupakan modal dalam memperbaiki ketimpangan-ketimpangan yang ada. Dan selama triwulan pertama merupakan cobaan berat dalam mengisi kebangkitan selanjutnya.
Sanggar Gedek kini merupakan kelanjutan sanggar gedek yang dulu dibawah kemudi saudara Hardiman. Saat ini wadah tersebut dipimpin oleh Eko, tentunya diharapkan akan lebih bervariasi dengan segala kegiatannya dalam memberi, menampung dan menyalurkan generasi penerus dalam berkesenian guna menambah warna budaya di wilayah Depok. Keberadaan sanggar Gedek di Depok Jaya, Pancoran Mas merupakan barometer lingkungan sekitarnya dalam mengemban budaya, Tanggung jawab sebagai wadah merupakan hal yang perlu untuk dipikirkan lebih lanjut, sehingga kegiatan yang ada tidak mandek dan berhenti ditempat. Tapi kegiatan-kegiatan tersebut justru semakin dikembangkan dan digali sesuai perkembangan yang ada. Di sini diperlukan pendukung organisasi dari orang-orang yang profesional, yang mengerti dan mau berjuang demi kemajuan budaya sekitar. Keiklasan yang tinggi, bahkan pengorbanan dari orang-orang pendukungnya, yang menyadari akan awal kebangkitan sebuah sanggar yang baru merintis kembali dengan segala keterbatasannya.
Tempat yang begitu strategis dan luas serta amat memadai sebagai lokasi sebuah sanggar, tentunya merupakan sebuah modal yang baik dalam kebangkitan selanjutnya. Maka perlu di isi dengan sesuatu yang bermanfaat, kegiatan-kegiatan dari berbagai bidang dalam bentuk kesenian akan mengharumkan nama sanggar itu sendiri. Tentunya apabila diolah dan dikerjakan dengan benar dan terencana secara matang. Kepengurusan yang ada dalam organisasi tersebut akan mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, dan akan membawa baik buruknya nama wadah tersebut. Setidaknya dalam menginjak triwulan kedua ini perlu mengadakan evaluasi dengan segala apa yang telah dilaksanakn selama ini, Dengan evaluasi secara bersama tentunya akan dapat memberikan pandangan selanjutnya arah dan tujuan sanggar dalam mengemban misi dan visi selanjutnya.
Potensi-potensi yang ada dalam sanggar Gedek saat ini masih perlu polesan-polesan yang lembut dengan segala keiklasan hati, sehingga dapat mencapai apa yang diharapkan. Baik potensi teater, musik, lukis, kerajinan dan lain sebagainya perlu penanganan serius dalam manajemen yang profesional, terbuka dan berani berekperimen maupun berkreasi dengan sebuah tanggung jawab yang besar untuk kemajuan bersama. Tantangan sebagai wadah kreatifitas, apalagi GEDEK adalah Generasi Depok Kreatif tentunya memiliki tanggung jawab sesuai nama yang dipakai dalam sanggar atau wadah tersebut. Tentunya sebagai warga atau berkecimpung di Depok berani berbuat kreatif tanpa terlebih dahulu memperhitungkan materi yang akan didapat, justru mengutamakan apa yang harus dilakukan dalam kreatifitas tersebut, berbuat untuk sebuah nama yaitu GEDEK.
Lomba dan pentas seni dalam memperingati hari lingkungan hidup tahun 2010 di kota Depok oleh Sanggar Gedek tak lain sebagai pijakan kelompok seniman dalam organisasi tersebut dalam menentukan langkah selanjutnya. Berkumpulnya anak-anak dalam kegiatan lomba baca puisi dan menggambar merupakan sebuah momen yang baik dan sejarah dalam perjalanan terbentuknya sebuah sanggar di lingkunagn perumnas Depok tersebut. Di situ hadir budayawan senior maupun wakil pemerintah daerah yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Sebagai penghormatan sekaligus tantangan ke depan selanjutnya, bukan sekedar kehadiran para tokoh, namun perjuangan dan momen awal tersbut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pengurus maupun pendukung sanggar GEDEK dalam menggali ide-ide, memperbaiki dan menyelenggarakan yang lebih baik lagi di hari-hari nanti.
Kebersamaan tentunya diharapkan dalam penyelenggaraan sebuah kegiatan seni, terlebih untuk anak-anak yang sekaligus mayoritas didampingi oleh orang tua mereka dalam mengikuti lomba-lomba tersebut. Dapat dijadikan contoh dan panutan generasi pengganti juga para monitoring sang orang tua dalam menilai pelaksanaan kegiatan tersebut. Lomba, tentunya bukan sekedar mencari bakat-bakat yang ada pada anak-anak, namun yang lebih penting lagi kemana bakat-bakat tersebut disalurkan, agar nantinya mendapatkan wadah yang layak dan sesuai dalam perkembangan selanjutnya Sanggar memang salah satu wadah tersebut, tentunya dapat memberikan informasi, dan menyalurkan apa yang telah menjadi potensi anak dalam keikut sertaannya untuk mengisi dan hadir dalam kegiatan lomba tersebut. Keterbatasan memang selalu ada dalam sebuah organisasi, terlebih sebuah sanggar yang baru berdiri dengan segala upaya kemandiriannya. Yang tentunya perlu diacungkan jempol dalam gebrakan pertama yang memberikan suguhan dalam cakupan kesenian setingkat kota Depok.
Anginpun masih lembut menerpa dedaunan sekitar kolam ketika anak-anak beranjak pergi meninggalkan sanggar. Tawa, lugu dalam kemurnian seorang bocah semua tercermin dalam suara dan goresan aneka warna. Semua larut dalam suasana gembira, senja pun menghampiri dan menutup acara lomba anak-anak dalam berekpresi sebuah seni. ................................ kemana mereka kan berpijak ???
Sore semakin redup, acara kian meriah dengan hadirnya organ tunggal dengan para penyanyi dangdutnya. Irama berubah mengiringi para pencinta suara dan pegoyang dangdut, panitia bersama tamu undangan hingga hadirin turut bergembira berjoget bersama tuk hilangkan lelah dan penat selama mempersiapkan acara tersebut. Dan kegembiraan itu berlangsung hingga malam hari. Keringat membasahi tubuh-tubuh mereka dan hanyut dalam kegembiraan antara persaudaraan dalam membangkitkan kreatifitas dan mengisi sanggar sebagai wadah kegiatan selanjutnya.
Pagi-pagi panitia sibuk kembali seusai malam gembira, hari minggu itu akan berlangsung lomba mewarnai dan melukis bagi anak-anak tingkat TK dan SD se Kota Depok dan sekitarnya. Sejak pukul sembilan anak-anak dan orang tua selaku pengantar dan pendamping peserta lomba hadir satu persatu dan memenuhi lokasi sanggar, untuk mendaftar ulang dan mendapatkan nomor peserta. Tepat pukul 10.30 wib, lomba dimulai setelah mendapat penjelasan dari dewan juri tentang kriteria dan tema dalam lomba tersebut. Lomba diikuti oleh sekitar 60 peserta dari TK hingga kelas enam SD. Lomba dibagi tiga kategori Kelompok A untuk tingkat TK mewarnai gambar burung, yang merupakan salah satu satwa yang dilindungi oleh undang-undang, dan merupakan satwa asli Indonesia yang kini mulai jarang ditemui di lingkungan sekitar. Agar anak-anak mengenal bahwa satwa tersebut juga merupakan bagian dari lingkungan hidup kita. Kelompok B untuk tingkat SD kelas 1 a/d 3, diberikan materi dengan gambar tentang lingkungan yang belum selesai, mereka berlomba dalam meneruskan gambar sesuai dengan kreatifitasnya, sehingga gambar menjadi sempurna dan memiliki nilai dalam arti lingkungan. Sedangkan kelompok C untuk tingkat SD kelas 4 s/d 6 mereka diberikan tema tentang lingkungan alam, baik alam pegunungan, alam pedesaan, alam hutan hingga alam laut yang memang merupakan kekayaan alam Indonesia yang memang dikenal oleh dunia. Disini anak-anak dituntut untuk menangkap dan menggali ide maupun pengetahuannya tentang alam sekitar, yang kemudian disajikan dalam sebuah bentuk lukisan dengan aneka kelucuan, keluguan hingga keahlian anak dalam berekpresi diri secara bebas tanpa campur tangan pihak lain.
Lomba mewarnai dan melukis anak-anak mendapat sambutan dan animo yang cukup menggembirakan sebagai awal kegiatan yang positif bagi anak-anak yang diselenggarakan oleh sanggar GEDEK sejak lounchingnya, guna menggali dan mengukur anak-anak wilayah Depok dalam kegiatan tersebut. Sehingga dapat memberikan apresiasi dan pengetahuan yang lebih baik di kemudian hari kepada anak-anak dalam kegiatan mewarnai dan melukis (menggambar). Peserta tidak hanya dari wilayah Depok saja akan tetapi juga dari wilayah Bogor.
Sementara disisi lain pihak Dinas Pariwisata Kota Depok maupun pemda dan tokoh masyarakat di sekitarnya, mengharapkan kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang baik dan perlu untuk diteruskan dan dikembangkan lebih baik lagi dikemudian hari, mereka menyatakan dukungannya terhadap keberadaan sanggar GEDEK di Depok. Namun perlu juga sebagai perhatian dari panitia penyelenggara lomba tersebut, khususnya sambutan dari Ketua RW, " diharapkan kegiatan semacam ini lebih dahulu melibatkan anak-anak di lingkungan sendiri, karena banyak potensi yang perlu mendapat perhatian maupun wadah bagi anak-anak berbakat dalam aneka kegiatan seni yang ada di wilayah Depok Jaya ini ". Anak-anak di lingkungan lokasi sanggar GEDEK perlu untuk dilibatkan dalam setiap kegiatan yang ada, agar mereka dapat berbuat lebih baik lagi di dalam sebuah wadah yang pantas sebagai tempat berekspresi, beraktivitas dan berkreatifitas seni dengan berbagai bimbingan dan petunjuk positif dari sanggar tersebut selaku wadah yang telah mendapat kepercayaan oleh masyarakat sebagai wadah penyaluran bakat aneka kegiatan bidang budaya melalui berbagai kegiatan seni. Sehingga kegiatan tersebut tidak berhenti dan dapat diteruskan oleh mereka dikemudian hari, dan sanggar GEDEK tetap eksis dan diakui oleh masyarakat hingga nanti.
Lomba baca puisi dan menggambar yang diselenggarakan oleh Sanggar Gedek memang baru pertama kali sejak lounchingnya pada bulan Februari yang lalu. Dan sebagai awal pijakan kiranya cukup berhasil dan sukses walau belum seperti yang diharapkan. Langkah masih panjang ke depan, dan jalan masih banyak yang harus di tempuh dengan berbagai rintangan yang ada dan yang akan ada. Rintangan tersebut dapat muncul setiap saat dalam kelahiran dan perjalanannya. Baik rintangan yang datangnya dari luar maupun yang hadir dari dalam sendiri. Untuk itu Sanggar Gedek harus banyak mawas diri dalam menjalankan misi budayamya. Kritik-kritik yang datang merupakan modal dalam memperbaiki ketimpangan-ketimpangan yang ada. Dan selama triwulan pertama merupakan cobaan berat dalam mengisi kebangkitan selanjutnya.
Sanggar Gedek kini merupakan kelanjutan sanggar gedek yang dulu dibawah kemudi saudara Hardiman. Saat ini wadah tersebut dipimpin oleh Eko, tentunya diharapkan akan lebih bervariasi dengan segala kegiatannya dalam memberi, menampung dan menyalurkan generasi penerus dalam berkesenian guna menambah warna budaya di wilayah Depok. Keberadaan sanggar Gedek di Depok Jaya, Pancoran Mas merupakan barometer lingkungan sekitarnya dalam mengemban budaya, Tanggung jawab sebagai wadah merupakan hal yang perlu untuk dipikirkan lebih lanjut, sehingga kegiatan yang ada tidak mandek dan berhenti ditempat. Tapi kegiatan-kegiatan tersebut justru semakin dikembangkan dan digali sesuai perkembangan yang ada. Di sini diperlukan pendukung organisasi dari orang-orang yang profesional, yang mengerti dan mau berjuang demi kemajuan budaya sekitar. Keiklasan yang tinggi, bahkan pengorbanan dari orang-orang pendukungnya, yang menyadari akan awal kebangkitan sebuah sanggar yang baru merintis kembali dengan segala keterbatasannya.
Tempat yang begitu strategis dan luas serta amat memadai sebagai lokasi sebuah sanggar, tentunya merupakan sebuah modal yang baik dalam kebangkitan selanjutnya. Maka perlu di isi dengan sesuatu yang bermanfaat, kegiatan-kegiatan dari berbagai bidang dalam bentuk kesenian akan mengharumkan nama sanggar itu sendiri. Tentunya apabila diolah dan dikerjakan dengan benar dan terencana secara matang. Kepengurusan yang ada dalam organisasi tersebut akan mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, dan akan membawa baik buruknya nama wadah tersebut. Setidaknya dalam menginjak triwulan kedua ini perlu mengadakan evaluasi dengan segala apa yang telah dilaksanakn selama ini, Dengan evaluasi secara bersama tentunya akan dapat memberikan pandangan selanjutnya arah dan tujuan sanggar dalam mengemban misi dan visi selanjutnya.
Potensi-potensi yang ada dalam sanggar Gedek saat ini masih perlu polesan-polesan yang lembut dengan segala keiklasan hati, sehingga dapat mencapai apa yang diharapkan. Baik potensi teater, musik, lukis, kerajinan dan lain sebagainya perlu penanganan serius dalam manajemen yang profesional, terbuka dan berani berekperimen maupun berkreasi dengan sebuah tanggung jawab yang besar untuk kemajuan bersama. Tantangan sebagai wadah kreatifitas, apalagi GEDEK adalah Generasi Depok Kreatif tentunya memiliki tanggung jawab sesuai nama yang dipakai dalam sanggar atau wadah tersebut. Tentunya sebagai warga atau berkecimpung di Depok berani berbuat kreatif tanpa terlebih dahulu memperhitungkan materi yang akan didapat, justru mengutamakan apa yang harus dilakukan dalam kreatifitas tersebut, berbuat untuk sebuah nama yaitu GEDEK.
Lomba dan pentas seni dalam memperingati hari lingkungan hidup tahun 2010 di kota Depok oleh Sanggar Gedek tak lain sebagai pijakan kelompok seniman dalam organisasi tersebut dalam menentukan langkah selanjutnya. Berkumpulnya anak-anak dalam kegiatan lomba baca puisi dan menggambar merupakan sebuah momen yang baik dan sejarah dalam perjalanan terbentuknya sebuah sanggar di lingkunagn perumnas Depok tersebut. Di situ hadir budayawan senior maupun wakil pemerintah daerah yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Sebagai penghormatan sekaligus tantangan ke depan selanjutnya, bukan sekedar kehadiran para tokoh, namun perjuangan dan momen awal tersbut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pengurus maupun pendukung sanggar GEDEK dalam menggali ide-ide, memperbaiki dan menyelenggarakan yang lebih baik lagi di hari-hari nanti.
Kebersamaan tentunya diharapkan dalam penyelenggaraan sebuah kegiatan seni, terlebih untuk anak-anak yang sekaligus mayoritas didampingi oleh orang tua mereka dalam mengikuti lomba-lomba tersebut. Dapat dijadikan contoh dan panutan generasi pengganti juga para monitoring sang orang tua dalam menilai pelaksanaan kegiatan tersebut. Lomba, tentunya bukan sekedar mencari bakat-bakat yang ada pada anak-anak, namun yang lebih penting lagi kemana bakat-bakat tersebut disalurkan, agar nantinya mendapatkan wadah yang layak dan sesuai dalam perkembangan selanjutnya Sanggar memang salah satu wadah tersebut, tentunya dapat memberikan informasi, dan menyalurkan apa yang telah menjadi potensi anak dalam keikut sertaannya untuk mengisi dan hadir dalam kegiatan lomba tersebut. Keterbatasan memang selalu ada dalam sebuah organisasi, terlebih sebuah sanggar yang baru berdiri dengan segala upaya kemandiriannya. Yang tentunya perlu diacungkan jempol dalam gebrakan pertama yang memberikan suguhan dalam cakupan kesenian setingkat kota Depok.
Anginpun masih lembut menerpa dedaunan sekitar kolam ketika anak-anak beranjak pergi meninggalkan sanggar. Tawa, lugu dalam kemurnian seorang bocah semua tercermin dalam suara dan goresan aneka warna. Semua larut dalam suasana gembira, senja pun menghampiri dan menutup acara lomba anak-anak dalam berekpresi sebuah seni. ................................ kemana mereka kan berpijak ???